Penutup Ka’bah



Konsultasi Haji
Oleh Ustad Erick Yusuf
Pemrakarsa Training iHAQi
(Integrated Human Quotient)

Penutup Ka’bah
    Tanya:
    Ustad, Kapan kira-kira penutup Ka’bah diganti dan bolehkah kita meminta potongan bekasnya untuk souvenir?
    Wahyu Hidayat, Sumedang
    Jawab:
    Alhamdulillah, sebelumnya saya sampaikan salam yang terbaik. Salam para malaikat kepada para penghuni surga, Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
    Pada musim haji , saat para jamaah bergerak menuju Arafah untuk menunaikan wukuf, kota Makkah sangat lengang. Saat itulah proses penggantian kiswah yang baru. Penggantian ini dilakukan dalam rangka menyambut kehadiran para jamaah haji esok harinya saat berbondong-bondong datang dari Masya’ir Muqaddas bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
    Dalam upacara penggantian Kiswah, para petugas berdiri dengan tangga otomatis disekeliling Ka’bah. Kiswah baru diangkat untuk menutupi sekeliling Ka’bah dan kiswah lama.Setelah itu kiswah lama dibuka satu persatu. Prosesi ini dilakukan oleh para ahli dengan sangat hati-hati untuk menjaga agar tidak ada satu detik pun waktu Ka’bah tidak tertutup kiswah.
    Penggantian kiswah dahulu terlaksana disebabkan peristiwa terbakarnya kiswah oleh seorang wanita yang hendak mengharumkannya dengan dupa. Saat itu, Rasulullah SAW segera menutup Ka’bah dengan kiswah dari Yaman. Periode berikutnya, Abu Bakar, Umar, dan Utsman menutup Ka’bah dengan kain kiswah berbahan beludru. Alu, Mu’awiyah, Ibnu Zubair dan Abdul Malik bin Marwan menutupi Ka’bah dengan sutra.
    Tradisipun berlanjut. Menutupi Ka’bah dengan dua macam kain setahun, yaitu sutra dan beludru. Pertama, Ka’bah ditutup dengan kain sutra pada hari terawih, lalu dipakaikan sabuk kiswah (yang juga terbuat dari kain sutra) pada hari Asyura, tepatnya usai para jamaah haji pergi agar tidak ditarik-tarik jamaah hingga sobek. Kondisi demikian dibiarkan sampai tanggal 27 Ramadhan, lalu dilapisi oleh kain Beludru untuk menghormati datangnya hari Raya Idhul Fitri.
    Kiswah lama diambil oleh petugas agar tidak ada orang yang menyimpannya karena dikhawatirkan menjadi “jimat” atau semacamnya yang mengundang kemusyrikan. Namun, saya pernah mendengar ada yang menawarkan potongan-potongan kiswah lama dijual dengan harga tinggi oleh oknum-oknum  tertentu. Tetapi, mungkin saja itu palsu karena rentan penipuan. Sebaliknya, jangan membeli atau berniat untuk membeli sekalipun untuk menghindari hal-hal yang mudharat.  Insya Allah, Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan karena yang lebih baiok disisi Allah adalah yang mengamalkannya.
    Wassalamualaikum wr wb.
[Read More...]


‘Saya Ingin Tetap Naik Haji’



‘Saya Ingin Tetap Naik Haji’
    Oleh Natalia Endah Hapsari
Ruang perawatan khusus  perempuan itu tampak lengang. Hanya ada beberapa pasien, sejumlah perawat, dan petugas layanan ibadah yang terlihat. Tak ada kesibukan berarti diruangan yang terletak dilantai M gedung Balai Pengobatan Haji Indonesia Madinah itu. Beberapa petugas membantu pasien yang kesulitan untuk menyantap makanan, membenahi pakaian yang tersingkap, hingga meminumkan air putih.
Namun, cobalah perhatikan satu persatu wajah pasien itu. Ada ketidak berdayaan disana. Seperti kegelisahan yang tersirat dari wajah Siti Robingah (63 tahun). Perempuan yang merupakan jamaah calon haji asal Embarkasi Surabaya itu sesekali terlihat meringis menahan sakit. Dari kepalanya yang hanya menyisakan separuh rambut, terlihat goresan memanjang hingga keatas pelipis sebelah kiri.
Dibagian kaki, tampak balutan perban tebal membebat. Kata seorang perawat, Rohingah harus mengorbankan jari kelingking kakinya. Dia korbankan kejahutan granit. Dia terkena granit yang jatuh dari lantai delapan sebuah gedung ketika sedang melintas. Saat itu Robingah sedang berjalanusai shalat subuh di Masjid Nabawi. Dia sempat koma.
Saat itu, menurut perawat, kondisinya sudah lebih stabil. Namun, dia masih kesulitan berbicara. Sesekali dia berceloteh.”Mumet (pusing), mumet.” Katanya dengan suara yang lirih dan logat Jawa yang kental. Seraya berbisik, dia mengatakan tidak bisa tidur berhari-hari karena sakit kepala.
Di ranjang rawat yang lain, kami bertemu dengan Juwairah (60). Kondisinya jauh lebih baik ketimbang Robingah. Dia lebih lancar dan menjawab pertanyaan. Namun penyakitnya tidak lebih ringan dari Robingah. Perawatnya bertutur, Juwariyah hanya sempat menginjakkan kaki sejenak dipemondokan. Setelah itu di langsung dibawa ke RS King Fahd untuk dirawat dan berlanjut dengan perawatan di BPHI. Hingga menjelang evakuasi ke Makkah, dia belum pernah melihat Masjid Nabawi. Namun keinginan dia sudah bulat.” Saya ingin tetap naik Haji,” kata dia lirih dengan wajah meredup.
Semangat yang lebih kuat justru tampak dari Hasnah (62 tahun).Jamaah perempuan dari Embarkasi Makassar ini mengalami lemas begitu tiba di Madinah. Dengan aksen Maluku, Hasnah menuturkan merasa lemas begitu turun dari bus. Hasnah beruntung sang Suami ikut membantu kesembuhannya. Bahkan, suaminya rajin memerikan kurma dan membawakan air zamzam. Bahkan dia,juga membelikan sebuah kursi Roda untuk memudahkan ibadanya. Kursi roda itupula yang membawa Hasnah melihat-lihat Masjid Nabawi, yang belum pernah dilihatnya sejak tiba di Madinah.
Disanalah dia memuaskan kerinduan menyaksikan masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW. Air mata Hasanah pun tak terbendung lagi. Dia rela hanya sejenak menyaksikan kemegahan Nabawi sebelum akhirnya ambulans membawanya pergi menuju Makkah.


[Read More...]


Banyak Jamaah Wafat Akibat Kelelahan



Banyak Jamaah Wafat Akibat Kelelahan
MAKKAH- Jamaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci sampai Senin(15/10) siang telah mencapai 49 orang. 28 diantaranya wafat di Kota Makkah. Menurut Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah dr Muh Ilyas Ambo Tuwo, sebanyak 55% dari jamaah yang wafat itu meninggal di pemondokan dan Masjidil Haram.
Menurut dia, sebanyak 30 persen jamaah yang wafat di Tanah Suci dipicu faktor kelelahan. Ilyas menyerukan perlunya upaya pencegahan agar tidak jatuh korban. Menurut dia jamaah yang dirujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah sebanyak 75 persen mengalami kelelahan dan kekurangan cairan. Terutama pada jamaah yang sudah sepuh atau lanjut usia. Menurut Ilyas, manusia yang berumur 60 tahun keatas biasanya sensor lapar dan hausnya sudah sangat berkurang sehingga mereka tak sadar sudah dalam kondisi payah.
Menjelang Puncak Haji , Ilyas menghimbau jamaah agar menjaga kondisi kesehatan dan stamina tubuh dengan memperbanyak minum air putih, terutama air zamzam. “Di Tanah Suci ini ada Zamzam minuman yang komposisi mineralnya dapat mempertahankan aktivitas sel.” Jamaah juga disarankan untuk mengkonsumsi tiga hingga lima butir kurma setiap tiga kali sehari. Kurma sangat cocok bagi jamaah lanjut usia yang susah makan karena mengandung kalori yang bisa memenuhi kebutuhan tubuh. “ Jamaah juga perlu mengkonsumsi buah-buahan, seperti apel, jeruk, pisang, sunkis dan lainnya.”Ucap Ilyas.
Dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu(Siskohat), penyebab kematian jamaah itu bervariasi, seperti penyakit gangguan sistem saraf, pencernaan, pernafasan hingga ada yang mengalami trauma, keracunan serta infeksi. Kaskus terbanyak adalah gangguan sistem sirkulasi atau gangguan sistem pernapasan.
Jumlah Jamaah  haji yang sudah mendapatakan layanan kesehatan di Tanah Suci Makkah sebanyak 5.462 orang dan masih 75 orang yang dirawat di BPHI Makkah. Di BPHI Madinah sendiri masih ada belasan pasien yang menjalani perawatan. Merekapun sedang disiapkan untuk dievakuasi ke Makkah dalam waktu dekat. Namun, meski jumlah jamaah lanjut usia lebnih banyak, berdasarkan data daerah kerja Makkah, Jamaah yang wafat per hari dikota Makkah masih tergolong masih cukup[ rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
[Read More...]


Untuk Layanan Jamaah Haji Yang Lebih Baik



Untuk Layanan Jamaah Haji Yang Lebih Baik
    Ada yang beda dengan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Dalam berbagai evaluasi dalam penyelenggaraanya, ibadah haji tahun ini harus lebih baik dari sebelumnya. Panitia telah berusaha memperbaiki sistem untuk menjadi lebih baik dari tahun lalu.
    Perbaiki dalam penyelenggaraan ibadah haji ini mulai dilakukan sejak pendaftaran, pelunasan, pemberangkatan, pemondokan, perjalanan haji di Arab Saudi, sampai pemulangan ke Indonesia.    Semua dilakukan untuk meningkatkan layanan pada jamaah haji Indonesia.
    Ada banyak peningkatan layanan yang diberikan pada jamaah haji tahun ini. Layanan-layanan ini bukan hanya dari PPIH(Panitia Penyelenggara Ibadah Haji), tetapi juga diberikan oleh pihak swasta. Layanan yang berasal dari kita seperti katering, pemondokan di Arab Saudi, juga pelaksanaan ibadah haji sendiri, baik itu administratif maupun embarkasi di Indonesia.
    Beberapa layanan yang saya pikir patut diapresiasi adalah masalah katering, transportasi, dan telekomunikasi jamaah haji, Dalam layanan penyediaan katering, tahun ini ada kombinasi antara prasmanan dan makanan boks. Makanan yang disediakan dalam bentuk boks, merupakan antisipasi dari banyaknya jamaah haji usia lanjut. Tahun ini, harus diakui jamaah haji banyak yang telah lanjut usia.
    Layanan makanan boks ini adalah untuk antisipasi agar jamaah lanjut usia tetap mendapatkan makanan yang jadi haknya. Sebab, sering kali jamaah yang sudah tua kalah berebut makanan dengan jamaah lain yang lebih muda ketika prasmanan. Meskipun ada variasi layanan makanan boks, namun kita pastikan standar menu, rasa dan kualitasnya tetap sama. Bahkan, untuk semua makanan kita buat standar yang sama. Tidak ada makanan yang basi.
    Selain katering yang variasi, jamaah juga mendapat layanan transportasi. Selama di Arab Saudi, untuk mengangkut jamaah dari pemondokan ke masjid telah disediakan bus. Bus tersebut dipasang bendera negara masing-masing jamaah. Jadi, bus tersebut  hanya boleh ditumpangi oleh negara asal bendera tersebut dipasang. Namun, pada H-7 samapai H-5, bendera akan dilepas dan dapat dinaiki oleh siapa saja. Sebab, pada waktu itu menjadi puncak haji.
Selama di Arab Saudi, jamaah juga tidak perlu khawatir untuk berkomunikasi karena banyak  perusahaan penyedia jasa telekomunikasi asal Indonesia telah menyediakan layanan khusus bagi jamaah. Kita sudah meminta pada provider telekomunikasi untuk memberi kemudahan bagi jamaah haji selama di Arab Saudi.
Jamaah tidak perlu membeli kartu lokal Arab Saudi untuk terhubung dengan keluarga di Indonesia. Hanya perlu mengaktifkan layanan yang disediakan provider maka jamaah bisa tetap menggunakan nomor lamanya untuk sarana telekomunikasi di Arab Saudi. Bahkan, untuk membeli pulsa jamaah tinggal mengirimkan pesan singkat(SMS) saja ke call center yang kita sediakan, yaitu 500 HJ. Kita yang akan mengisikan pulsa jamaah.
Dengan perbaikan layanan untuk jamaah tahun ini akan menjadi momentum perbaikan penyelenggara ibadah haji selanjutnya. Prioritas PPHI adalah kenyamanan jamaah untuk menyelenggarajan ibadah haji yang lebih nyaman dan aman. Dengan begitu,jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lebih khusyuk lagi. 
[Read More...]


Tujuan Syariat Haji



Tujuan Syariat Haji
Assalamu’alaikum wr wb
Dalam waktu dekat ini saya akan memenuhi kewajiban ibadah haji saya, tetapi terasa menjadi beban rasanya jika perjalaan saya ke tanah suci sekedar untuk memenuhi kewajiban saja. Untuk memantapkan ibadah saya agar mendapatkan kemabruran, mohon dijelaskan tujuan syariat ibdah haji dlam islam.
Reza Abdul Jabbar-Bekasi
Wa’alaikumsalam
“ Dan, seluruh manusia untuk mengerjakan haji , niscaya mereka akan datang kepadamu berjalan kaki atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka yang datang dari segenap penjuru.” {QS AL-HAJJ [22]:77}.
Al-Thahir ibn Asyur dalam tafsirnya, Al-tahrir wa al-tanwir, ketika menafsirkan ayat di atas menjelaskan maqashid syari’ah al-hajj (tujuan syariat haji) bahwa pada awalnya makna kosakata haji adalah menyengajakan diri mengunjungi Baitullah (Ka’bah). Dalam perkembangannya, makna ini berarti medatangi Masjidil Haram untuk  menunaikan manasik haji dan diantara tujuannya adalah menimba dan mengokohkan akidah dalam bentuk musyahadah (menyaksikan secara langsung) bangunan yang didirikan untuk dijadikan simbol tauhidullah (menesakan penghambaan hanya untuk Allah) yang pada akhirnya akan memantapkan keyakinan tauhid orang yang menyaksikannya secara langsung. Karena, tabiat dasar logika manusia hanya dapat meyakini sesuatu yang abstrak jika sudah diwakili oleh simbol yang dapat terindra.
Pada awalnya, Ibrahim as sempat ragu dengan kemampuannya menerima amanah untuk menyeru  seluruh manusia dari seantero penjuru dunia  karena seakan mustahil tanpa perangkat komunikasi dan pemasaran yang memadai tetapi ia harus menyeru manusia semua untuk menuju datang ke Baitulah yang  ia tinggikan dengan tangannya dan putranya, Ismail as. Tetapi, setelah Allah menegaskan bahwa tugas Ibrahim as hanya menyeru dan tugas Allah menyampaikan pesan seruannya ke seluruh hati orang yang Allah kehendaki untuk mendengarnya maka Ibrahim tanpa ragu menyambut perintah dan amanah Allah. Saat ini kita dapat kelangsungan seruan yang seakan tidak pernah berhenti menggema di dalam hati orang-orang beriman yang telah dikehendaki Allah untuk mengunjngi Bait-Nya.
Dalam talbiah, tersirat pula maksud dan tujuan perjalanan haji yang dapat memperkokoh ibadah kita. Labbaik allahumma labbaik, innal hamdah wan ni’mata laka wal mulk, laa syariikalak.... (kami sambut seruan-Mu ya Allah, kami smbut seruan-Mu bahwa tiada sekutu bagi-Mu dalam sesembahan, sungguh segala puj dan ouji, seluruh nikmat adalah milik-Mu).
Ibadah haji juga erupakan undangan langit dari Yang Maha Pengasih agar para tamu-Nya (dhuyufur rahman) dapat menyaksikan dan merasakan rahmat-Nya, kemudian berbagi rahmat Allah dengan penuh cinta kepada yang lain sambil terus mengagungkan dan menyebut nama-Nya.
Allah Ta’ala berfirman, “Agara mereka menyeksikan berbagi manfaa untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka, makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir (QS al-Hajj [22]:28).
Salah satu faktor terpenting untuk dapat menjumpai Allah di rumah-Nya dan menjadi tamu-Nya yang akan mendapatkan ampunan dan syurga-Nya adalah datang dengan tanpa kotoran lahir dan batin., dalam keadaan telah menunaikan janji-janji kepada-Nya, serta melakukan tawaf.
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka, mmenyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua (Baitullah). {QS Al-Hajj [22]:29}.
Di antara syariat tujuan haji lainnya adalah menyempurnakan keislaman diri. Sebagai rukun islam yang kelima, ibadah haji adalah penyempurna keislaman seseorang setelah benar syahadat, shalat, zakat, dan puasanya. Ibadah haji akan kehilangan makna jika dilakukan oleh orang yang cacat syahadat, rukun islam, serta rukun imannya. Wallahu a’lam bish shawab.
Oleh : Ustaz Bachtiar Nasir
Sumber. republika
[Read More...]


Tak Miqat , 45 Jamaah Haji Harus Bayar Dam



Tak Miqat , 45 Jamaah Haji Harus Bayar Dam
■ Heri Ruslan Dari Makkah
    MAKKAH- Sebanyak 45 Jamaah haji kelompok terbang (Kloter) pertama dari Embarkasi Surabaya yang tiba di Tanah Suci Makkah pada pukul 17.05 waktu setempat, Ahad (30/9), Ternyata tak mengambil Miqat di Bir Ali, Madinah. Akibatnya, mereka harus membayar dam dengan menyembelih satu ekor kambing.
Anehnya, mereka baru sadar tak mengambil Miqat di Bir Ali setelah selesai menunaikan ibadah umrah.” Meraka harus membayar dam dua kali, dam j=haji tamatu dan dam akibat lupa mengambil miqat.”Ujar Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dan Pengawas KBIH, Wahyu Dewarini Dahlan, Senin (1/10) waktu Makkah.
    Guna mencegah hal ini terulang, Rini segera melayangkan surat untuk daerah Kerja Madinah;” Harapannya, peristiwa ini tidak terulang .Kasihan jamaah harus membayar dam sebanyak dua kali.” Ujar Rini.
    Kewajiban membayar dam akibat tak miqat dan niat umrah di Bir Ali itu harus ditanggung para jamaah,  harga seekor kambing rata-rata 350 riyal. Bir Ali merupakan tempat miqat bagi jamaah haji yang datang dari arah Madinah. Jaraknya hanya 15 menit dari Madinah. Di Masjid Bir Ali, jamaah mengambil wudhu dan menunaikan shalat sunah, lalu mengucapkan niat umrah.
    Jamaah haji yang kelupaan mengamnbil miqat itu juga diharuskan mengulang umrahnya dengan mengambil miqat di Taneem, Kota Makkah. Menurut Pembimbing Iabdah Daerah Kerja (Daker)  Makkah, Sharmidi. Ibadah umrah yang telah dilakukan ke-45 jamaah asal Embarkasi Surabaya itu tak jelas tujuannya.” Karena tak miqat dan niat, umrah yang dilakukan jamaah haji itu tak jelas tujuannya.” Kata Sarmidi.
    Sebenarnya, Sarmidi menjelaskan,jika tak ingin membayar dam, jamaah haji yang tak miqat di Bir Ali bisa kembali ke Madinah. Namun, biaya yang mesti ditanggung jamaah calon haji (calhaj) bisa lebih mahal.
    Sarmidi menuturkan, rombongan kloter pertama asal Embarkasi Surabaya itu tak mengambil miqat di Bir Ali karena mereka semua belum pernah berhaji.   ■ ed: budi raharjo
[Read More...]


Shalat di Masjid Jin




Shalat di Masjid Jin
    “Ternyata, sama saja dengan masjid lainnya. Tempat shalat.” Itulah komentar Mappaewa, jamaah calon haji dari kloter 1 Makassar, seusai mengunjungi masjid jin. Masjid ini memang tidak sehebat kisahnya. Masjid jin terletak di jalan Sulaimaniyah, Makkah.
    Bangunannya seperti masjid biasa pada umumnya. Dari sisi arsitektur pun tidak ada yang spesial. Masjid ini diapit oleh masjid-masjid besar. Posisinya tepat dipinggir jalan raya. “ Hari ini, kami bersebelas memutuskan untuk tak shalat di Masjidil Haram, tapi di Masjid Jin ini.” Kata Mappaewa.
    Ia sangat penasaran untuk mengunjungi masjid itu karena membaca kisahnya lewat buku sejarah. “ Saya pernah dengar masjid ini pernah akan dibongkar dan di tolak para jin.” Tutur Mappaewa. Ia mengaku tidak melihat sesuatu yang aneh di Masjid Jin.” Saya juga pernah shalat subuh disini.”
    Masjid yang bermenara satu ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama untuk shalat jamaah pria. Jamaah wanita disediakan tempat shalat di Lantai kedua  yang luasnya hanya sepertiga lanati pertama. Masjid Jin hanya mampu menampung 150 Jamaah. Masjid Jin terletak di kampung jin. “ Dikampung ini banyak tinggal orang-orang yang berasal dari Indonesia,” ungkap Zaini, Seorang Mukimin.
    Lantas apa yang spesial dari masjid Jin ? Tentunya ada sejarahnya. Masjid Jin merupakan salah satu tempat bersejarah di Tanah Suci , Makkah.  Jin seperti halnya manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT untuk beribadah.” Tidaklah kami ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”(Adz-Dzariyat[51]:56).
    “ Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin mendengarkan Alquran. Lalu mereka berkata,’Sesungguhnya, kami telah mendengarkan Al-Quran yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar. Karena itu , kami memercayainya dan kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapapun juga.’”(QS Jin [72] ayat 1-2).
    Menurut catatan sejarah, suatu Rasul SAW bersama para sahabat sedang melaksanakan shalat subuh. Ketika itu, Rasul membaca surah Ar-Rahman (55) ayat 1-78. Dalam surah Ar-Rahman ini terdapat beberapa ayat yang berbunyi, “Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
    Saat ayat itu dibacakan, para jin yang hadir saat itu langsung menjawab, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikitpun. Segala puji hanya Bagi-Mu yang telah memberi nikmat lahir dan batin kepada Kami.”
    Ibnu Mas’ud mengaku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,” Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin. Lalu kami pergi bersamanya dan aku bacakan Alquran kepada mereka.”
    Masjid Jin merupakan saksi keimanan para jin terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW. Alkisah, para jin berencana menuju Tihamah. Mereka lalu mendengar lantunan ayat suci Alquran. Para Jin itu takjub saat mendengarkan lantunan Alquran. Saat itulah para Jin berdialog dengan Rasulullah. Mereka kemudian menyatakan keimanannya. Mereka kemudian menyampaikan hal itu kepada kaum Jin. Para Jin lalu berbaiat kepada Rasulullah SAW. Peristiwa itu diabadikan dalam Al-Quran surah Al-Ahhqaf[46]:29-32.
    Subhanallah meskipun secara arsitektur tak ada yang istimewa dari Masjid Jin, ternyata nilai sejarahnya begitu luar biasa. Satu lagi, tempat bersejarah yang dulu diajarkan dibangku sekolah akhirnya bisa saya kunjungi di Tan
[Read More...]


Setoran Awal Haji Naik



Setoran Awal Haji Naik

    JAKARTA – Setoran awal ibadah haji bakal dinaikan tahun depan. Ini untuk mengantisipasi antrean daftar tunggu agar tidak makin panjang. “ Kemungkinan tiap tahun ada kenaikan, “tutur menteri Agama. Auryadharma Ali, Di Bandara Soekarno-Hatta.
    Pada 2012, setoran awal ibadah haji Rp 25 juta, sedangkan tahun sebelumnya Rp 20 juta, tahun depan, kata menteri kemungkinan Rp 30 juta, mulai januari 2013. “Kenaikan ini untuk menekan pendaftar dan menyelesaikan antrean panjang, “katanya.
    Keuntungan lain dari kenaikan itu, sebut Menag, jika setoran awal makin besar, pengelolaan dana haji bisa memberi nilai manfaat dari bunga bank yang juga besar pada jumlah subsidi bagi para jamaah haji. Saat ini pelunasan pun jamaah pun merasa tak berat.
    Dia menuturkan, tahun depan biaya perubahan pasti naik lagi karena nilainya tak pernah konstan apalagi turun. Selama ini, pemberian subsidi diberikan dari rekening dana setoran awal jamaah. Manfaat pun diberikan buat peningkatan kualitas layanan.
    Misalnya, jatah pemondaokan sebesar 4.300 Riyal sebagian ditanggung subsidi, tahun sebelumnya per orang disubsidi 550 riyal, pada 2012 menjadi 1.119 riyal per orang, subsidi juga diperuntukan membayar general service fee atau biaya tambahan di bandara maupun fasilitas umum senilai 277 dolar AS.
    Menag menyatakan, kemampuan subsidi juga meningkat. Pada 2011, subsidi sebesar 63 persen, pada 2011-2012 bisa menjadi 100 persen atau  204 ribu jamaah. Per orang disubsidi Rp 8.4 juta. “Artinya, pengelolaan keungangan membaik, “ujarnya.
    Menag juga mengatakan, akan mengevaluasi perizinan bank penerima setoran (BPS) yang menawarkan dana talangan ibadah haji. Itu karena banyak kerugian yang ditimbulkan bagi manajemen penyelenggara. Padahal, jika ingin berhaji dan tak punya uang, tak boleh utang, istito’ah. Harus mampu secara fisik dan materi, jelasnya.
    Dia mengatakan saat ini tengah mengumpulkan sejumlah bahan penguat untuk membahas masalah tersebut. Evaluasi maupun tindak lanjutnya dilakukan sesuai pelaksanaan ibadah haji 1433 H.
    Menag mengaku, tidak ragu untuk menindak mesti bersebrangan dengan kementerian terkait lainnya. “Tak masalah dengan kerja sama perbankan. Ini khusus BPS, jangan hanya dilihat aspek bisnisnya, tapi juga fikihnya. “tuturnya. BPS, kata dia, beda dengan yang lain.

Oleh- indah wulandari
[Read More...]


Sensasi Susu Unta di Padang Pasir



Sensasi Susu Unta di Padang Pasir
Menuju peternakan unta di Madinah. Jadwal liputan satu ini membuat saya dan teman-teman sesama wartawan  bersemangat sekaligus bertanya-tanya. Seperti apakah bentuk peternakan unta ala Madinah, bagaimana perawatannya?, sampai bagaimanakah unta  itu juga bisa ditunggangi seperti yang biasa dilakukan para jamaah di Makkah.
    Perjalanan kami mencari peternakan itu akhirnya berlangsung juga. Untuk menemukan lokasi yang dimaksud, kami harus beberapa kali bertanya kepada penduduk setempat. Setelah berjalan sekitar setengah jam, kami menemukan padang luasberpasir yang gersang. Dan, akhirnya kami tiba di ujung pencarian. Di sanalah, di padang pasir itu, terhampar pemandangan unik.
Unta-unta dari yang mungil sampai yang cukup besar, berkeliaran di sana. Unta-unta, dari yang asyik duduk-duduk sampai yang terus berjalan-jalan, menikmati panggangan matahari Madinah siang itu. Menemukan yang dicari, kendaraan kami pun berjalan lambat. Saat itulah sejumlah orang kulit hitam  melambai-lambaikan tanggannya, mengajak kami untuk mampir sejenak di tempat mereka.
Dari sekian banyak pria berkulit hitamitu, kami mendekat ke tempat seorang pria yang terlihat terus-menerus tersenyumm lebar. Ketika mobil kami mendekat, dia pun menyambangi. Tentu saja, dengan senyum lebar yang setia menghiasi wajahnya. Dengan ramah dia bercerita. Namanya, Al Amin. Dia adalah seorang pria berkulit hitam yang asli berasal dari Sudan. Rupanya, celoteh Amin, kami tiba di kawasan bernama Abudud, sekitar 14 kilometer dari perbatasan Kota Madinah. Di kawasan itulah yang menjadi wilayah peternakan unta Madinah. Amin berkisah, dia hanya diminta untuk mengurusi dan menjual unta-unta milik sang bos jika ada konsumen yang menyambangi kawasan itu. Sebenarnya, unta-unta itu sendiri akan dibawa ke pasar khusus yang menjual hewan khas hewan padang pasir itu. “Saya hanya memelihara, nanti bos yang ambil.”
Setiap hari, Amin bertugas untuk memberi makan unta-unta itu. Apa makanannya? Rumput kering dan, ini dia yang istimew, roti dan terkadang kurma. Dan yang menarik, Amin menawarkan sesuatu yang tak mungkin kami lewatkan begitu saj: susu unta. Rasa penasaran membuat kami mengangguk cepat menerima tawarannya. Begitu kami setuju,  Amin langsung bergerak cepat. Dia membawa tiga baskom besar ke dalam kandang unta dan terus asyik memerah susunya. Beres memerah, dia langsung membawa baskom-baskom itu dalam gubuknya yang sederhana dengan deretan kursi-kursi berbusa yang diletakkan begitu saja di bawah dan dilapisi sehelai karpet yang sudah tampak lusuh dan kusam tertutup debu.
Dari baskom itu, terlihat cxairan putih dengan busa yang bergumpal-gumpal. Saya sudah ingin melihat cara Amin mengolah susu itu hingga siap dikonsumsi. Ternyata, tak ada cara yang lebih sederhana dari metode Amin membuat susu unta siap saji: cukup disaring.
Seorang kawan yang sudah membayangkan bau amis susu itu buru-buru menolak. Saya? Rasa penasaran mengalahkan bayangan aroma menyengat membuat mual yang menari-nari dikepala. Saya pun menerima sodoran mangkuk yang berisi susu unta itu dari Amin sembari tersenyum kecut.
Pelan-pelan, seraya melihat ekspresi teman-teman lain, saya meminum susu unta asli padang Madinah yang tidak melalui proses perebusan dan pengolahan apa pun itu. Ternyata... ENAK! Saya terkejut sendiri menikmati sensasi minum susu unta yang terasa sedikit asin dan sama sekali tidak amis. Saya pun sempat meminumnya sampai beberapa teguk. Namun, karena mangkuk yang disodorkan Amin cukup besar dan saya baru saja meminum air putih, hanya separuh mangkuk susu unta yang berhasil melewati kerongkongan. “Asli, enak, ” ujar seorang teman.
Untuk enam mangkuk susu unta itu, kami cukup membayar 30 riyal. Artinya, semangkuk susu itu dihargai dengan lima riyal atau setara dengan Rp. 12.500. harga yang murah untuk satu sensasi cita rasa unik menikmati susu unta yang segar dan alami. Apalagi, kata Amin, susu unta ini berkhasiat menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti asma, mag, dan hipertensi.
Sebelum pulang, sebagai oleh-oleh, kami pun membawa sebungkus susu unta untuk teman yang berhalangan ikut. Dan, akhirnya Amin pun melepas kepergian kami dengan lambaian tangan, matanya yang ramah, dan tentu saja senyumnya yang lebar.
Oleh : Natalia Endah Hapsari
sumber : Republika
[Read More...]


Sensasi Susu Unta di Padang Pasir



Sensasi Susu Unta di Padang Pasir
Menuju peternakan unta di Madinah. Jadwal liputan satu ini membuat saya dan teman-teman sesama wartawan  bersemangat sekaligus bertanya-tanya. Seperti apakah bentuk peternakan unta ala Madinah, bagaimana perawatannya?, sampai bagaimanakah unta  itu juga bisa ditunggangi seperti yang biasa dilakukan para jamaah di Makkah.
    Perjalanan kami mencari peternakan itu akhirnya berlangsung juga. Untuk menemukan lokasi yang dimaksud, kami harus beberapa kali bertanya kepada penduduk setempat. Setelah berjalan sekitar setengah jam, kami menemukan padang luasberpasir yang gersang. Dan, akhirnya kami tiba di ujung pencarian. Di sanalah, di padang pasir itu, terhampar pemandangan unik.
Unta-unta dari yang mungil sampai yang cukup besar, berkeliaran di sana. Unta-unta, dari yang asyik duduk-duduk sampai yang terus berjalan-jalan, menikmati panggangan matahari Madinah siang itu. Menemukan yang dicari, kendaraan kami pun berjalan lambat. Saat itulah sejumlah orang kulit hitam  melambai-lambaikan tanggannya, mengajak kami untuk mampir sejenak di tempat mereka.
Dari sekian banyak pria berkulit hitamitu, kami mendekat ke tempat seorang pria yang terlihat terus-menerus tersenyumm lebar. Ketika mobil kami mendekat, dia pun menyambangi. Tentu saja, dengan senyum lebar yang setia menghiasi wajahnya. Dengan ramah dia bercerita. Namanya, Al Amin. Dia adalah seorang pria berkulit hitam yang asli berasal dari Sudan. Rupanya, celoteh Amin, kami tiba di kawasan bernama Abudud, sekitar 14 kilometer dari perbatasan Kota Madinah. Di kawasan itulah yang menjadi wilayah peternakan unta Madinah. Amin berkisah, dia hanya diminta untuk mengurusi dan menjual unta-unta milik sang bos jika ada konsumen yang menyambangi kawasan itu. Sebenarnya, unta-unta itu sendiri akan dibawa ke pasar khusus yang menjual hewan khas hewan padang pasir itu. “Saya hanya memelihara, nanti bos yang ambil.”
Setiap hari, Amin bertugas untuk memberi makan unta-unta itu. Apa makanannya? Rumput kering dan, ini dia yang istimew, roti dan terkadang kurma. Dan yang menarik, Amin menawarkan sesuatu yang tak mungkin kami lewatkan begitu saj: susu unta. Rasa penasaran membuat kami mengangguk cepat menerima tawarannya. Begitu kami setuju,  Amin langsung bergerak cepat. Dia membawa tiga baskom besar ke dalam kandang unta dan terus asyik memerah susunya. Beres memerah, dia langsung membawa baskom-baskom itu dalam gubuknya yang sederhana dengan deretan kursi-kursi berbusa yang diletakkan begitu saja di bawah dan dilapisi sehelai karpet yang sudah tampak lusuh dan kusam tertutup debu.
Dari baskom itu, terlihat cxairan putih dengan busa yang bergumpal-gumpal. Saya sudah ingin melihat cara Amin mengolah susu itu hingga siap dikonsumsi. Ternyata, tak ada cara yang lebih sederhana dari metode Amin membuat susu unta siap saji: cukup disaring.
Seorang kawan yang sudah membayangkan bau amis susu itu buru-buru menolak. Saya? Rasa penasaran mengalahkan bayangan aroma menyengat membuat mual yang menari-nari dikepala. Saya pun menerima sodoran mangkuk yang berisi susu unta itu dari Amin sembari tersenyum kecut.
Pelan-pelan, seraya melihat ekspresi teman-teman lain, saya meminum susu unta asli padang Madinah yang tidak melalui proses perebusan dan pengolahan apa pun itu. Ternyata... ENAK! Saya terkejut sendiri menikmati sensasi minum susu unta yang terasa sedikit asin dan sama sekali tidak amis. Saya pun sempat meminumnya sampai beberapa teguk. Namun, karena mangkuk yang disodorkan Amin cukup besar dan saya baru saja meminum air putih, hanya separuh mangkuk susu unta yang berhasil melewati kerongkongan. “Asli, enak, ” ujar seorang teman.
Untuk enam mangkuk susu unta itu, kami cukup membayar 30 riyal. Artinya, semangkuk susu itu dihargai dengan lima riyal atau setara dengan Rp. 12.500. harga yang murah untuk satu sensasi cita rasa unik menikmati susu unta yang segar dan alami. Apalagi, kata Amin, susu unta ini berkhasiat menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti asma, mag, dan hipertensi.
Sebelum pulang, sebagai oleh-oleh, kami pun membawa sebungkus susu unta untuk teman yang berhalangan ikut. Dan, akhirnya Amin pun melepas kepergian kami dengan lambaian tangan, matanya yang ramah, dan tentu saja senyumnya yang lebar.
Oleh : Natalia Endah Hapsari
sumber : Republika
[Read More...]


Saudi Batasi Waktu Jamarat



Saudi Batasi Waktu Jamarat
• Heri Ruslan dari makkah
Jamaah haji diimbau melempar jamarat secara berombongan
Makkah – Pemerintah Arab Saudi memberlakukan pembatasan waktu melempar jamarat baji jamaah haji asal Indonesia. Menurut kepala daerah kerja makkah Arsyad Hidayat, jamaah haji Indonesia dilarang untuk melempar jamarat pada jam-jam tertentu pada tanggal 10 hingga 12 Dzulhijjah nati.
Larangan ini harus dipatuhi oleh jamaah haji Indonesia demi keamanan dan keselamatan, “ujar Arsyad kepada wartawan sesuai memimpin rapat koordimasi persiapan Armina (Arafah, Muzalifah, dan Mina), Ahad (14/10) malam waktu setempat.
Arsyad mengatakan, pemerintah Arab Saudi tak akan bertanggung jawab jika jamaah haji Indonesia yang melanmggar aturan pembatasan melempar jamarat itu. Ia mengungkapkan , pada 10 Zulhijjah, jamaah haji Indoensia dilarang untuk melempar lamarat pada pukul 06.00 sampai 10.00 waktu Arab Saudi.
Pada 11 Dzulhijjah, jamaah haji Indonesia dilarang untuk melempar jamarat pada pukul 13.00 hingga pukul 16.00 waktu Arab Saudi. “Sedangkan, pada 12 Dzulhijjah , jamaah dilarang melempar jamarat pada pukul 09.00 sampai 15.00 waktu Arab Saudi, “papar Arsyad.
Misi Hasi Indonesia segera menyosialisasi aturan yang telah ditentukan pemerintah Arab Saudi itu kepada setiap kloter. Arsyad berharap agar jamaah haji menaati peraturan itu demi keselamatan. “jamaah juga diimbau untuk melempar jamarat secara berombongan, tidak boleh sendirian, “katanya.
Selain itu, kata Arsyad, jamaah haji Indonesia tidak melempar jamarat pada saat terik matahari menyengat. Dia pun mengingatkan kepada seluruh pembimbing ibadah haji yang ada di setiap kloter untuk memastikan agar seluruh jamaah yang akan menjalankan wukuf di Arafah memakai pakaian ihram, berniat ihram, shalat sunah du rakaat, dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang serta membatalkan ibadah haji.
Sesuai Syariat, jamaah laki-laki yang ihram dilarang memakai pakaian biasa, seperti baju, celana, sarung, dan sebagainya. Jamaah juga dilarang memakai sepatu yang menutup mata kaki, jamaah dilarang menutup kepala yang melekat, seperti topi, tetapi , mereka boleh memakai payung.
Adapun jamaah haji perempuan selama ihram dilarang berkaus tangan dan menutup muka (memakai cadar). Tetapi, apabila takut auratnya terlihat lelaki lain, diperbolehkan.
Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dan Pengawas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Wahyu Dewarini mengingatkan jamaah laki-laki dan perempuan selama ihram dilarang memakai wangi-wangian, memotong kuku, mencukur rambut dan bulu.
Jamaah haji juga dilarang memburu dan membunuh binatang, melakukan akad nikah atau lamaran, bercumbu, bersetubuh, bertengkar, atau mencaci maki dengan sesama. “pemerintah tak memfasilitasi pelaksanaan ibadah tarwiyah, “ujarnya
Jamaah haji juga diingatkan agar tidak membawa perhiasaan, barang berharga, dan uang yang berlebihan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Rini menyarankan agar uang, perhiasan, dan barang berharga dititipkan ke maktab, tetapi jamaah harus meminta bukti penitipan barang. “selama wukuf di Arafah perbanyak ibadah, membaca talbiyah, Al-qur’an, berzikir, membaca shalawat, dan kalimat-kalimat yang baik, “tuturnya.
Jamaah , kata Rini dilarang memaksakan diri ke jabal Rahmah. Ia juga meminta jamaah tak berjalan-jalan saat wukuf.

SUMBER – HERI RUSLAN dari Makkah
[Read More...]


RAFATS, FUSUK, dan JIDAL WAKTU HAJI



RAFATS, FUSUK, dan JIDAL WAKTU HAJI
Assalamu’alaikum wr wb
Ustaz, dalam melaksanakan ibadah haji kita dilarang melakukan rafats, berbuat fasik, dan berbantah-bantah sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 197. Apa yang dimaksud dengan semua perbuatan itu?
Wa’alaikumsalam wr wb
Allah SWT berfirman, “(musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi” barang siapa yang menetapkan niatnyan dalam bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh rafats, berbantah-bantaha di dalam masa mengerjakan haji. Apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekalah dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (QS Al-Baqarah [2]:197).
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan beberapa hukum dan adab yang berkaitan dengan iadah haji. Waktu pelaksanaan ibadah haji itu sudah diketahui karena sudah dilakukan sebelum nabi Muhamad diutus, sejak zaman Nabi Ibrahim AS pada Syawal, Zulqaidah, dan sepuluh hari pertama bulan Zulhijah menurut sebagian ulama, sedangkan sebagian lagi mengatakan semua hari di bulan Zulhijah itu juga termasuk waktu peaksanaan ibadah haji.
Adapun maksud dari menetapkan hati untuk mengerjakan haji pada bulan-bulan itu dalam ayat ini adalah berihram untuk melaksanakan ibadah haji karena kalau seseorang sudah berihram untuk ibadah haji ia wajib menyempurnakan ibadah hajinya, sebagaimana firman Allah SWT. “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah” (QS Al-Baqarah [2]: 196).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan maksud dari “barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu  akan mengerjakan haji” adalah mewajibkan dirinya dengan berihram untuk ibadah haji. Ini merupakan dalil akan kewajiban berihram dan menyempurnakan hajinya.
Tujuan dari ibadah haji adalah penyucian jiwa, ketundukan, dan kepatuhan terhadap Allah SWT, serta mendekati diri kepada-Nya dengan mengerjakan segala bentuk amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk dosa dan maksiat agar ibadah haji menjadi mabrur, Allah menunjukkan jalan bagi hamba-hamba-Nya untuk sapai kepada tujuan itu dengan melarang mereka melakukan perbuatan yang merusak ibadah daji dari tujuannya. Dan, memerintahka mereka untuk melakukan segala kebaikan, khususnya di tempat yang mulia dan berkah, yaitu di Tanah Haram.
Rafats maksudnya hubungan suami istri, sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat lain, “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu” (QS Al-Baqarah [2]: 187). Termasuk di sini, segala perbuatan dan perkataan yang menjurus ke sana, bercumbu, berciuman, atau perkataan yang berkaitan dengan hal itu.
‘Atha’ bin Abi Rabbah mengatakan rafats adalah hubungan suami isteri dan yang dibawahnya, seperti perkataan kotor. Abdullah bin Thawus meriwayatkan dari ayahnya bahwa ia bertanya kepada Ibnu Abbas tentang makna “jangan rafats”. Ibnu Abbas menjawab maksudnya adalah isyarat dengan perkataan yang menjurus ke hubungan suami isteri. Karena itu, para ulama memasukkan perkataan kotor ke makna rafats ini.
Perbuatan fasik maksudnya segala bentuk perbuatan maksiat, seperti mancaci-maki, gibah, memakan harta anak yatim, dan lain-lain. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa Ibnu Abbas menjelaskan maksud dari perbuatan maksiat. Ini juga merupakan pendapat ‘Atha’, Mujahid, Thawus, Ikrimah, Sa’id,bin Jubair, Muhammad bin Ka’ab, Qatadah, al-Nakh’i, al-Zuhri, Makhlul, dabn banyak ulama lainnya.
Maksud dari jangan berbantah-bantahan, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ada dua pendapat dalam hal ini. Pertama, tidak boileh berbantah-bantahan dalam masalah waktu dan tata cara pelaksanaan ibadah haji karena Allah SWT telah menjelaskannya dengan sejelas-jelasnya. Kedua, tidak boleh berbantah-bantahan dalam segala hal yang menjadikan orang yang berbantahan itu saling marah dan memusuhi.
Meskipun semua perbuatan ini dilarang di setiap tempat dan waktu tetapi larangan itu semakin kuat dan keras pada waktu pelaksanaan ibadah haji karena maksud dari ibadah haji adalah menghinakan dan merendahkan diri, serta menyucikan diri di hadapan Allah SWT. Pun  mendekatkan diri pada-Nya  dengan mengerjakan segala perbuatan maksiat sehingga seorang hamba bisa mencapai haji yang mabrur, yaitu haji yang tidak ada balasan yang paling pantas bagi yang engerjakannya, kecuali syurga.
Artinya, diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rosulullah SAW bersabda, “Dari umroh yang satu ke umroh berikutnya akan menghapuskan dosa di antara keduanya dan haji mabrur tidak   ada balasannya melainkan syurga ”.
(HR Bukhari dan Muslim)
Oleh : Ustaz Bachtiar Nasir
Sumber : Republika


[Read More...]


Minum Air Talang Ka’Bah



Minum Air Talang Ka’Bah
   
    Tanya:
    Saya Mendengar bahwa hanya sedikit orang yang bisa meminum air talang ka’bah dan mendapat keberkahan, benarkah demikina? Dan talang Ka’bah  itu berada di dinding sebelah mana, ya?

Reza Apriantono, Surabaya 

    Jawab:
    Alhamdullilah, sebelumnya saya sampaikan salam yang terbaik, salam kepada malaikat kepada penghuni  surga. Assalamualaikum  warahmatullahi wabarakatuh.
    Dinding Ka’bah disebut juga dengan rukun-rukun atau sudut-sudut pertama. Pertama rukun aswad, yakni yang terdapat batu hajar aswad. Kedua, rukun Iraqi, dinamakan demikian karena menghadap ke arah irak. Rukun ini dinamakan pula dengan rukun syimali karena menghadap utara. Di antara rukun iraqi dan Rukun aswad terdapat pintu Ka’bah dan Multazam.
    Ketiga adalah rukun syami. Dinamakan demikian karena menghadap ke arah syam dan maghrib. Rukun ini disebut pula dengan rukun maghribi (sudut barat), di antara rukun syami dan rukun iraq terdapat talang Ka’bah yang menghadap  dengan Hijil Ismail. Keempat adalah rukun Yamani, yaitu sudut Ka’bah yang menghadap ke barat daya. Dulu nabi SAW melakukan istilam padanya sewaktu tawaf, lalu menyapunya dengan tangan tanpa menciumnya, dan tidak mencium tangannya setelah istilam.
    Talang yang terbuat dari emas yaitu tempat saluran air hujan yang turun di atas kepala Ka’bah. Letaknya diantara rukun syami dan rukun iraq. Di dalam akhbar Makkah melalui isnad yang shahih, al Azraqi meriwayatkan dari ibnu abbas, “Shalatlah kalian di tempat shalat orang-orang pilihan dan minumlah dari minuman orang yang taat. “Seorang bertanya kepadanya. “Apa itu tempat shalat orang-orang pilihan? “Dia menjawab, “Di bawah talang. “Lantas, Apa itu minuman orang-orang yang taat? “Dia mnejawab, “Air Zamzam. “
    Yang perlu diperhatikan sebagai catatan penting adalah ibnu abbas menafsirkan minuman orang-orang yang taat adalah air Zamzam, bukan seperti yang dikira oleh sebagian kalangan awam. Semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka yang berusaha keras untuk memin8um air hujan yang turun dari talang Ka’bah.
    Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan karena yang lebih baik di sisi allah adalah yang mengamalkan.

    Wassalamualaikum wr wb.
[Read More...]


Menjaga Lisan Di Tanah Suci



Menjaga Lisan Di Tanah Suci

    Kita mungkin mendengar nasihat untuk menjaga lisan saat berada di tanah suci. Karena, di sana adalah tempat dimana ucapan akan menjadi doa.
    Pada 1989, saya dan suami beribadah haji bersama. Ketika itu, saya dan suami shalat ashar di masjidil haram, saya sempat bertanya kepada suami yang pernah menimba ilmu di Arab Saudi, mengenai cerita bahwa banyak orang yang meninggal atau menghadapi sakratul maut di masjidil haram. Suami saya tidak berkomentar.
    Setelah itu, kami memutuskan untuk ke sumur zamzam. Saat itu, sumur zamzam masih terbagi menjadi dua, yaitu sumur zamzam untuk laki-laki dan perempuan yang masing-masing pintu dijaga oleh askar.
    Baru saja saya masuk ke area sumur zamzam perempuan, mata saya tertuju pada seorang kakek, mungkin berusia sekitar 70 tahun, sedang terbaring lemas seperti hendak menghadapi sakratul maut. Kakek itu tergeletak persis di bawah anak tangga.
    Saya kaget dan panik. Serta merta saya langsung berlari mengambil air zamzam dan meminumkannya sambil mendekap erat kakek tua itu serta membisikian lafaz. “ Laa Illahaillallah, Muhammadarrasulullah” Dengan berurai air mata. Kakek itu tidak mengucap sepatah kata pun. Hanya bisa napas yang tersengal.
    Bagaimana mungkin seorang kakek berada di sumur zamzam wanita? Sambil menangis, saya berteriak meminta tolong. Namun, tidak satu pun yang menghampiri kami. Saya kemudian naik menuju pintu masuk dan mencari suami saya, kemudian suami saya menuju sumur zamzam perempuan, tetapi di pintu masuk dicegah masuk oleh para askar.
    Suami saya menjelaskan bahwa ada seorang kakek tua yang terbaring lemas di dalam. Para askar yang saat itu berjumlah tiga orang tak langsung percaya dan sempat bersitegang dengan suami saya. Mereka berfikir tidak mungkin ada seorang laki-laki di dalam sumur zamzam perempuan, sementara pintu masuk selalu dijaga ketat oleh mereka.
    Akhirnya, salah satu askar mencoba mengecek ke dalam sumur zamzam. Dan, setelah benar adanya, mereka langsung mengurus kakek tua itu dan membawanya dengan ambulans.
    Saya tak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menangis. Bagaimana mungkin seorang kakek ada di dalam sumur zamzam wanita yang dijaga ketat oleh para askar. Bagaimana mungkin dari sekian banyak orang tidak ada yang menyadari ada orang terbaring lemas sedang menghadapi sakratul mau.?

Oleh-Indah Luthfiah Nur
[Read More...]


Menengok Bukit Kasih Sayang



Cecep dan Winda. Dua nama khas Indonesia itu tergores pada dinding pada sebuah monumen bersejarah di Kota Makkah. Monumen bersejarah itu berdiri pada sebuah bukit yang terletak  di Selatan Padang Arafah atau tenggara Tanah Suci, Makkah. Ya nama sepasang insan itu tertulis di monumen Jabal Rahman alias Bukit Kasih Sayang.
Dibukit inilah nabi Adam AS dan Siti Hawa bertemu kembali setelah 200 tahun berpisah, sejak keduanya diturunkan dari surga. Hari itu Bukit Kasih Sayang dikunjungi jamaah haji dan unrah dari berbagai negara seperti Turki, Pakistan, dan India. Begitu memasuki kawasan Jabal Rahman, pandangan saya terkejut pada papan pengumuman yang dipasang oleh Pemerintah Arab Saudi, papan pengumuman itu isinya cukup mengagetkan.
“ Nabi Anda Tercinta, Muhammad SAW , tidak datang kesini, kecuali di Hari Arafah. Beliau tidak naik ke gunung. Beliau bersabda, ‘Arafah semuanya adalah tempat wukuf’. Begitu pula Nabi SAW tidak memerintahkan untuk mengusap sesuatu yang ada digunung atau pohon-pohon, atau mengikatnya.”
“Dan beliau tidak memerintahkan sholat diatas gunung, menulis dibatu, atau membangun sesuatu diatas gunung. Wahai saudaraku jamaah haji ikutilah sunah Nabi SAW yang telah bersabda,’Ikutilah cara ibadah kamu dariku’. Semoga Allah menerima haji kita semua.”
Bahkan, sebelum tangga menuju Jabal Rahman terpampang pengumuman bahwa mengunjungi Jabal Rahman bukanlah hal yang perlu dilakukan . Bahkan , disarankan untuk menghindarinya. Para Penziarah juga dilarang untuk memeluk dan mengusap-usap Jabal Rahman. Tetapi Pengumuman dan seruan dalam berbagai bahasa ,termasuk Bahasa Indonesia itu, tak terlalu diperdulikan jamaah haji yang berziarah ketempat itu.
Jamaah haji asal Turki misalnya , banyak yang berdoa sambil menangis, memeluk, dan mengusap-usap monumen Jabal Rahman. Banyak pula yang menuliskan nama mereka didinding monumen Jabal Rahman. Bukit Jabal Rahman juga sudah mirip pasar dadakan. Diatas bukit kasih sayang itu para pedagang menjajakan berbagai cendera mata bagi para pengunjung. Tawar menawarpun tak terhindarkan.
Jika berkunjung ke Bukit Kasih Sayang, jamaah haji Indonesia harus mewaspadai ulah tukang foto keliling. Jumlah tukang foto yang menawarkan foto langsung jadi cukup banyak jumlahnya. “ Hati-hati sama tukang foto diatas, mereka suka memeras.” Ujar Zaini, sopir yang mengantarkan saya dan rombongan wartawan ke Jabal Rahman. Saya sempat menyaksikan jamaah asal Turki perang mulut dengan tukang foto meminta bayaran semaunya. Tak lama kemudian, puluhan tukang foto itu berhamburan menuruni bukit Kasih Sayang. Sepertinya jamaah Turki tadi mengadu kepada Petugas dan tukang foto itu pun berlarian. 
Mengunjungi Jabal Rahman sekedar untuk berwisata dan mengetahui tempat bersejarah tentu tidak salah. Yang dilarang pemerintah Arab Saudi adalah melakukan perbuatan yang tak dicontohkan Rasulullah SAW di Jabal Rahman. Tentu saja, agar ibadah haji kita tak melenceng dari tujuan semula. Semoga Allah menerima h
[Read More...]


Menapak Jejak Hudaibiyah



Menapak Jejak Hudaibiyah

    Sudah mencoba susu unta? “tanya adam, seorang mukimin kepada saya dan kawan-kawan. “Belum. Dimana tempatnya? “Saya balik bertanya. Tempatnya di Hudaibiyah, disana ada peternakan unta, “Kata adam yang juga petugas haji Indonesia.
    Tertarik dengan ucapan Adam, saya dan rombongan petugas media center haji daerah kerja makkah lantas berangkat menuju hudaibiyah. Daerah ini berada diluar tanah suci makkah. Jarak antara hudaibiyah dan makkah al-mukaramah sekitar 22 kilometer. Sepanjang jalan menuju wilayah barat makkah itu terhampar padang pasir. Di sejumlah titik terdapat peternakan unta.di sinilah pertama kali saya melihat unta, selama dua pekan berada di tanah suci.
    Unta-unta itu dipelihara oleh gembala yang disekitarnya membuat gubuk seadanya, peternakan unta itu berada di jalur sebelah kiri jalan menuju Hudaibiyah. Kami tak langsung menepi di peternakan itu karena waktu dzuhur telah tiba. “kita cari masjid dulu untuk shalat. “ujar Zaini Haji Abdullah, sopir yang mengantar kami.
    Tibalah kami di sebuah masjid yang lumayan besar, seorang pria arab melambai-lambaikan tangan mengajak kami berhenti sejenak untuk shalat terlebih dahulu.saya pun mengambil wudhu, berbeda dengan air di kota makkah, air di tempat itu terasa asin. Begitu masuk, imam masjid Hudaibiyah menyapa saya. “Mabrur ...Mabrur..., “ujarnya
    Selesai shalat, saya bertanya kepada Zaini, “di mana tempat Rasulullah SAW melakukan perjanjian Hubaidiyah? “pria berdarah lombok kelahiran makkah itu menyebut masjid itu sebagai saksi perjanjian Hudaibiyah, Subhanallah, saya tidak menyangka bisa shalat dan singgah di tempat bersejarah ini.
    Tempat yang pernah saya tulis dalam rubrik “situs” dalam “islam Digest” itu akhirnya bisa saya tapaki. Dei tempat inilah, pada tahun keenam hijriah, Rasulullah SAW beserta ummat islam pernah mengalami sebuah peristiwa pentuing. “ditempat itulah terjadi sebuah peristiwa penting bernama Baitula ar-Ridhwan, “tutur Dr Syauqi Abu Khalil dalam bukunya bertajuk Athlas al-Hadith al-Nabawi, Hudaibiyah.
    Menurut kitab nasbu harb, Hudaibiyah adalah nama sebuah sumur. Dalam kitab zaadul ma’ad disebutkan, sisi-sisi hudaibiyah sebagian kecil termasuk perbatasan dengan tanah haram makkah. Di tempat itulah terjadi peristiwa penting yang dicatat sejarah peradaban islam, yakni perang Hudaibiyah dan perjanjian Hudaibiyah.
    Perisitiwa bersejarah di Hudaibiyah terjadi pada bulan Dzulqaidah tahuin keenam hijriah. Saat itu, Rasulullah beserta umat islam yang tinggal di madinah hendak menunaikan umrah ke makkah. Upaya Rasulullah dan umatnya untuk umrah di makkah berusaha dijegal kaum Quraisy. Sesungguhnya, nabi SAW sudah mengetaui bahwa kaum kafir Quraisy akan menggangu perjalanan ibadah umat muslim yang telah enam tahun tak mengunjungi Ka’bah.
    Rasulullah SAW menyeru seluruh penduduk desa untuk ikut ber umrah ke makkah. Namun, seruan itu ditolak oleh penduduk desa. Dalam Tafsir Ath-Thabari karya imam ath-thabari, penduduk desa yang menolak seruam Rasulullah SAW untuk berumrah ke makkah itu berasal dari suku badui madinah, yakni juhainah dan muzainah.
    Al-qur’an mengabadikan penolakan suku badui itu dalam surah al-fath (48) ayat 11. Akhrinya, kaum muhajirin dan anshar saja yang berangkat umrah ke makkah. Dalam fathul bari disebutkan. Jumlah kaum muslim yang umrah ke makkah bersama Rasulullah SAW itu mencapai 1.400 orang.
    Kaum muslim lalu menunaikan shalat di Dzul hulaifah dan berihram umrah dari tempat itu. Setelah mencapai Rauha yang berjarak 73 kilometer dari madinah. Rasulullah SAW mengirim mata-mata ke makkah bernama Bisr bin Sufyan al-kabi.
    Menurut laporan dari sang mata-mata, kafir Quraisy siap berperang dan menolak kaum muslimin memasuki makkah. Rasullulah SAW  dan para sahabat bertekad untuk tetap melanjutkan perjalanan umrah ke makkah. Kaum muslim sempat shalat khauf di usfan. Ketika itu, pasukan kuda kaum musrikin yang dipimpin khalid binwalid merangsak masuk mendekati kum muslim.
    Kaum muslim berupaya hindari bentrokan. Rombongan nabi SAW akhirnya tiba di Hudaibiyah. Tekad bulat kaum muslim yang siap mati membela agama allah SWT membuat kaum Quraisy gentar, mereka pun memilih berdamai dengan sebuah perjanjian yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyah.
    Setelah menelusuri masjid bersejarah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju peternakan unta. Sayang, siang itu susu unta yang kami cari itu tidak ada. “wah, nggak jadi nih minum susu untanya. “ Cetus Riko Noviantoro, Wartawan indopos. Meski belum sempat mencoba minum susu unta, rasanya ada kepuasan tersendiri bisa menepaki jejak tempat bersejarah di Hudaibiyah.

Sumber – Heri Ruslan
[Read More...]


Malu Pergi Ke Tanah Suci



Malu Pergi Ke Tanah Suci
    Aminah bukan seorang yang berpendidikan tinggi, diapun bukan pensiunan pekerja kantoran atau pegawai negeri sipil. Sehari-hari, nenek yang masih terlihat sehat ini hanya mencari nafkah dari mengelola warung makan pekalongan di bilangan matraman, jakarta timur.
    Mungkin karena itulah, ia sempat merasa belum pantas untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Namu ,berkat bimbingan seorang ustadz di lingkungan tempat tinggalnya, akhirnya aminah memantapkan diri untuk menunaikan rukun islam yang kelima itu bersama suaminya. “saya orang bodoh, bapak juga orang bodoh, “tuturnya merendah. “saya malu sebenarnya sebagai orang bodoh naik haju. “
    Aminah dan suaminya beribadah haji tahun lalu. Cukup lama ia menunggu waktu untuk mewujudkan keinginannya tersebut, tepatnya sejak 2008, karena ketidaktahuannya, dia menganggap orang yang layak pergi haji hanyalah orang yang pintar, pandai, dan kaya. Sedangkan, ia banyak mendapat bimbingan pak ustad Ashari yang memimpin rombongan haji di lingkungan rumahnya.
    Tahun lalu biaya ibadah haji  sebesar Rp 37 juta per orang, aminah membiayai ongkos naik haji itu dari keringatnya menjajakan makanan hasil menjual tanah di kampungnya di pekalongan, jawa tengah. Luas tanah itu kira-kira, kata Aminah, sebesar tiga rumah kontrakan berukuran sedang di ibu kota
    Keinginan pergi haji selalu ada di benak aminah. Namun, wanita asal pekalongan ini tak pernah membayangkan kapan ia bernar-benar akan mewujudkan mimpi itu. Hanya, ia pernah bernazar, bila tanah miliknya itu terjual maka hasilnya akan digunakan untuk menyambangi Ka’bah.
    Kebetulan yang membeli tanah miliknya itu adalah seorang guru mengaji yang kerap di sebut kiai. Kiai itu pun berpesan agar uang hasil penjualan tanah dimanfaatkan untuk ha-hal berguna. “pokoknya jangan dibuat jajan, jangan dibuat modal. “tutur wanita bertubuh mungil ini menirukan pesan sang kiai.
    Kemudian, ia dan suami pun mendaftarkan diri untuk pergi haji. Langkahnya semakin mantap setelah mendapatkan bimbingan  dari ustad Azhari. Dia mendapatkan bimbingan bahwa siapa pun, bila mampu.wajib menunaikan ibadah ini. Tak pandang siapa dan dari mana kalangan apa.
    Seluruh ummat islam, ujar Aminah meniruka pesan ustaz Azhari, adalah sama derajatnya di mata allah. Sehingga, Aminah dan suaminya tidak perlu bermalu-malu. “justru seharusnya saya itu harus banyak-banyak bersyukur, “ujarnya mengenang kembali perjalanan ibadah hajinya.
    Sampai sekarang pun, wanita yang sudah memiliki cucu ini merasa senang. Tiap dalam shalatnya. Ia terbayang suasana di tanah suci dan berharap untuk datang lagi memenuhi panggilan Allah SWT. Tentu, dengan mengandalkan penghasilan dari warung nasi sederhananya seluas 5 x 2,5 meter itu.
    Warung nasi milik aminah memang memiliki banyak pelanggan setia. Warung yang kini dikelola oleh seuruh anggota keluarga aminah ini menyajikan menu sederhana masakan rumahan seperti yang di jual di warteg (warung tegal). Di meja etalase terlihat masakan tempe orek, bihun, sayur, telur balado, aneka gorengan, dan tentunya nasi putih. Ada pelanggan yang makan ditempat, tapi tak sedikit pula yang dibawa pulang.
    Pelanggan warung makan Aminah sepertinya didominasi para pekerja. Memang tidak jauh dari warung nasi yang ia sewa itu, di utan kayu selatan, jakarta timur. Terdapat perusahaan konveksi celana jeans, para pekerja konveksi inilah yang biasa meramaikan tempat usahanya.

Sumber – budi raharjo
[Read More...]


Larangan Cukur dan Potong Kuku Bagi Pekurban



Larangan Cukur dan Potong Kuku Bagi Pekurban
Assalamu’alaikum Wr Wb
Ustaz, apa betul bagi orang yang berkurban disunahkan untuk tidak mencukur rambut dan memotong kuku selama 10 hari awal bulan Dzulhijjah? Ada yang mengatakan bahwa hal yang dilarang adalah mengambil rambut atau kuku hewannya, bukan mencukur rambut atau kuku hewannya, bukan mencukur rambut atau memotong kuku orangnya. Mohon penjelasannya.
Kurniawan Hj-Lampung
Wa’alaikumsalam wr wb
Memang benar ada larangan bagi yang hendak berkurban, maksudnya bagi yang akan menyembelih kurban, untuk memotong kuku dan rambutnya dari semenjak awal Dzulhijjah sampai ia menyembelih kurbannya. Pa ra ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud mencukur adalah menggunting atau memotong dengan alat cukur lain yang maksudnya adalah mencukur. Begitu juga yang dimaksud memotong kuku adalah dengan sengaja menggunakan benda tajam atau alat pemotong kuku yang umumnya orang ketahui. Karena itu, rambut rontok atau  kuku patah tidak termasuk dalam kategori mencukur atau memotong.
Namun, hal ini hanya berkenan dengan kesempurnaan bekurban dehingga jika ada yang sengaja atau tidak sengaja memotong kuku atau tambutnya tidak diwajibkan membayar fidiah atau sanksi apa pun selain istighfar. Dengan kata lain, memotong kuku atau rambut tidak termasuk ibadah kurban seseorang.
Dalam kasus ini, ada dua kelompok pendapat ulama. Pertama, kelompok yang mengatakan bahwa hal yang tidak boleh dipotong adalah kuku dan rambut pekurbannya (orangnya). Kedua, kelompok yang mengartikan larangan memotong kuku dan rambutnya hewan kurbannya.
Hadits yang diriwayatkan dari Ummu Slamah ra,. Dalam berbagai redaksi periwayatan, di antaranya, dari Ummu Slamah bahwasanya Nabi Muhammad SAW Bersabda, “Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzulhijjah dan seseorang dari kalian ingin berkurban maka hendaklah dia membiarkan rambut dan kukunya.” (HR Muslim)
Dalam redaksi yang lain disebutkan, dari Ummu Salamah bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila masuk 10 pertama Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian hendak menyembelih kurban maka janganlah dia mengambil rambutnya dan kulitnya sedikitpun.” ()HR Muslim)
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan, “Siapa saja yang ingin berkurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijjah maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berkurban,” (HR Muslim, Abu Daud, dan al-Nasa’i).
Berdasarkan hadits-hadits di atas maka disunahkan bagi yang ingin berkurban untuk tidak memotong rambut dan kukunya dari awal Dzukhijjah sampai ia selesai menyembelih kurbannya. Jadi, yang disunahkan adalah tidak memotong rambut dan kuku binatang yang ingin disembelih untuk kurban tersebut.
Adapun penjelasan hadits-hadits tersebut :
1.    Kata ganti (dhamir)dalam kalimat “Min sya’rihi wa basyarihi” pada hadits di atas lebih tepat kembali kepada orang (manusia) karena kalau kembali kepada hewan kurban, mesti dengan dhamir muannas sebagai pengganti kalimat udhhiyyah.
2.    Istilah bagi kulit hewan itu lebih tepat dengan sebutan jildun, bukan basyarun.
3.    Kalimat yang dimaksud dengan “jangan memotong kuku” tentu lebih tepat dimaksudkan untuk manusia karena pada hewan (baik unta, lembu, maupun kaming) tidak dikenal bahwa harus dipotong kukunya.
Wallahu ‘alam bis shawab
Oleh : Uztaz Bachtiar Nasir
Sumber : Republika
[Read More...]


Kurban atau Bayar Utang?



Kurban atau Bayar Utang?
Assalamu’alaikum wr wb
Ustaz, jika kita ingin berkurban tapi masih mempunyai utang yang harus dibayar, sebaiknya mana yang didahulukan? Berkurban atau membayar hutang? Mohon penjelasannya.
Rukiyati – Bogor
Wa’alaikumsalam wr wb
Ibadah kurban merupakan salah satu amalan sunnah yang utama dalam islam,. Ibadah ini tidak pernah ditinggalkan oleh Rosulullah Muhammad SAW. Ibadah kurban jug asalah satu syiar agama Allah SWT yang harus digabungkan sebagai bukti ketakwaan kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya, “Dan barang siapa menggabungkan syiar-syiar  Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS : al-Hajj [22]:32)
Betapa mulianya hati oran-orang yang bersungguh-sungguh ingin mempersembahkan kurban walau harus bersusah payah karena sebenarnya ia tengah berjuang menyembelih sifat kehewanan ternak pada dirinya, berjuang melawan hawa nafsu untuk menjadi orang yang merdeka menggapai ridho Allah saja.
Akan tetapi, jika masih mempunyai beban utang yang  harus segera dilunasi maka harus mendahulukan pelunasan utangnya daripada melaksanakan ibadah kurban. Hal itu karena beberapa sebab, antara lain:
-    Melunasi hutang itu hukumnya wajib,  sedangkan ibadah kurban menurut jumhur ulama hukumnya adalah sunah mu’akadah. Umat Islam harus mendahulukan yang wajib dari pada yang sunah karena kita tidak kita tidak boleh meninggalkan atau melalaikan yang wajib demi melakukan hal yang sunah. Bahkan, bagi yang mengikuti pendapat barkurban itu wajib maka tetap saja melunasi utang itu lebih didahulukan. Karena, berkurban itu wajib bagi yang mampu, sedangkan orang yang berutang dianggap tidak mampu.
-    Rosulullah SAW juga mengajak kepada umat agar sebisa mungkin untuk tidak berutang.  Dan, kalau berutang, harus berusaha secepat mungkin melepaskan dirinya dari lilitan utang. Dalam satu hadits, dijelaskan bahwa Nabi SAW enggan menshalatkan mayat yang masih mempunyai tanggungan utang. Dari Salamah bin al-akwa ra ia berkata, “Kami pernah duduk bersama Nabi SAW, ketika dihadirkan kepada beliau satu jenazah, kemudian orang-orang berkata, shalatilah jenazah ini,”. Maka beliau bertanya, “Apakah orang ini punya utang?” mereka menjawab “tidak”. Kemudian, beliau bertanya kembali, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?”. Mereka menjawab “tidak”. Maka Maka beliau menshalatkan jenazah tersebut.kemudian, didatangkan lagi jenazah lain kepada belia, lalu orang-orang berkata, “Wahai Rosulullah SAW, shalatilah jenazah ini. ” . Maka beliau bertanya, “Apakah orang ini punya utang?” Dijawab “Ya” Kemudian, beliau bertanya lagi, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Mereka menjawab, “Ada, sebanyak 3 dinar.”. Maka beliaupun menshalati jenazah tersebut. Kemudian, didatangkan lagi jenazah ketig, lalu orang-orang berkata, “Shalatilah jenazah ini.” Maka beliau bertanya , “Apakah dia meninggalkan sesuatu?”.Mereka menjawab, “Tidak ada” Lalu beliau bertanya lagi, “Apakah ia mempunyai utang?” Mereka menjawab, “Ada, yaitu tiga dinar.” Maka Nabi bersabda, “Shalatilah saudaramu ini.” Berkata Abu Qatadah, “Shalatilah wahai Rosulullah, nanti utangnya aku yang menanggungnya.” Maka beliaupun menshalatkan jenazah itu.” (HR Bukhari)
-    Dosa utang yang belum dibayarkan merupakan satu-satunya dosa yang tidak diampunkan oleh Allah SWT atas seseorang yang mati syahid dalam medan perjuangan di jalan Allah SWT. Abdullah bin ‘Amru bin al-Ash meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Mati sewaktu berjihad di jalan Allah dapat menghapus semua dosa, kecuali utang.” (HR Muslim).
-    Kecuali, jika tempo pembayaran utang itu masih cukup waktu untuk dibayarkan secara kredit yang waktu pembayarannya sudah ditentukan. Dan, berkeyakinan bahwa akan mampu membayar utang pada waktunya., maka dibolehkan baginya melaksanakan ibadah kurban. Tetapi, jika ia merasa tidak akan mampu maka sebaiknya uang tersebut ditabungkan untuk melunasi utangnya nanti.
Oleh : Ustaz Bachtiar Nasir
Sumber : Republika
[Read More...]


Koronavirus Sulit Menyebar



Koronavirus Sulit Menyebar
Gejala koronona virus sama dengan flu biasa
Madinah- peringata Kementrian Kesehatan Arab Saudi sosial koronavirus patut diwaspadai. Namun, Kabid Kesehatan Misi Indonesia Azimal Zainal Zein mengimbau agar penyebaran virus ini tidak perlu dicemaskan. Dan dia menyarankan jamaah haji untuk menjaga asupan gizi, mengonsumsi vitamin, dan beristirahat yang cukup. Ini karena para jamaah juga rawan mengalami kelelahan yang berpotensi menurunkan daya tahan tubuh. Pesan serupa disampaikan Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kera (Daker) Makkah Muhammad Ilyas. Ia mengimbau jamaah utnuk tak terlalu resah terhadap penyebaran koronavirus. “Bulatkan saja niat untuk berhaji, insya Allah tak akan ada apa-apa,” ujar dia seperti dilaporkan wartawan Republika, Heri Ruslan, dari Makkah.
Biasanya pemerintah Arab Saudi sangat sensitif terhadap isu seperti ini dan mereka akan cepat memberi tahu Misi Haji Indonesia. Ilyas mengimbau, agar jamaah haji Indonesia menjaga stamina dan kesehatan sejak di Tanah Air. Ia pun mengimbau agar jamaah yang akan terbang ke Tanah Suci membatasi aktivitas sehingga tak kelelahan. Selain itu, ketika di Tanah Suci, jamaah haji diimbau untuk mengenakan masker sat berpergian. Masker itu mesti diganti secara teratur. Jamaah juga diminta untuk mencuci tangan secara teratur. Jamaah diingatkan untuk banyak minum air putih  dan mengonsumsi buah-buahan yang mengandug vitamin C.
Sebelumnya, laman Arab News melansir laporan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang mensapati tiga orang pasien terjangkit koronavirus, sejenis virus influenza. Dilaporkan bahwa dua dari tiga orang itu meninggal dunia dan seorang lagi masih dirawat. Virus ini menyerupai virus SARS (sindrom pernapasan akut berat) yang pernah menghebohkan dunia pada 2002-2003.
Dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta Linda Anggraini mengatakan, jika calhaj atau seseorang mengalami gejala layaknya flu, maka segera memeriksakan diri ke dokter.
Oleh : Natalia Endah Hapsari
Sumber : Republika
[Read More...]


Keutamaan Pahala Haji



Keutamaan Pahala Haji
Tanya :
Ustadz, apa sebenarnya keutamaan pahala haji dan umrah? Apakah benar bisa menghapus kembali dosa kita seperti bayi baru lahir?
Hendra Kurniawan, Jakarta
Jawaban:
Rosulallah SAW ditanya mengenai amal yang paling utama. Maka, ujar beliau, “Yaitu, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Tanya orang itu lagi, “Kemudian apa?” Rasul menjawab, “Kemudian, berjihad di jalan Allah.” Ditanya pula, “Setelah itu apa lagi?” Kata Rasul, “Setelah itu haji yang mabrur.” (HR.Bukhari)
Keutamaan ibadah haji dari ibadah-ibadah lainnya sangatlah banyak. Pahalanya pun bukan hanya dihapuskan dosa-dosanya, tetapi sekaligus jaminan syurga bagi mereka yang mabrur. Di antaranya, yang dapat kita rangkum berdasarkan dalil-dalil :
1.    Menghapus dosa. “Siapa saja yang menunaikan ibadah haji, lalu tidak berbuat rafats, tidak berbuat fasik, dia seakan-akan kembali seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya.” (HR Bukahri & Muslim). “Antara umrah satu menuju umrah berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya. Sementara, haji mabrur tidak ada balasannya kecuali syurga.” (HR Bukhari)
2.    Haji merupakan jihad bagi orang yang lemah dan wanita. Dari Abu Hurairah Rosulallah SAW bersabda,”Jihad orang lanjut usia, anak kecil, dan perempuan adalah haji dan umrah.” (HR Nasai).
3.    Manfaat khusus. “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan ...” {QS AL-HAJJ [22]:28}. Az-Zamakhsyari menyatakan, Allah menyebutkan kata al-manafi’ (berbagai manfaat) karena Allah menginginkan manfaat khusus dalam pelaksanaan ibadah haji yang dipahami sebagai pengalaman spritual dahsyat di dalam serangkaian ritual yang tidak terdapat dalam ibadah-ibadah lainnya.
4.    Utusan dan tamu Allah SWT. Nabi menyatakan, “Utusan Allah adatiga, yaitu orang yang berhaji, dan orang yang umrah.” (Hran-nasa’i).
5.    Silaturahim. Wadah berkumpul dan bertemunya seluruh kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia.
Oleh : Ustaz Erick Yusuf
Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)
Sumber : Republika

[Read More...]


Kasih Sayang Yang Menguatkan



Kasih Sayang Yang Menguatkan

    Seorang teman menitipkan doa, “doakan ya supaya saya diberi kemudahan untuk selalu mendapatkan hidup yang berkah dan mendapatkan jalan juga untuk selalu memperoleh rahmat dan rahim Allah. “membaca pesan singkat yang dikirim ke ponsel, saya langsung terharu. Bagi saya, deretan doa itu sungguh indah. Doa yang sederhana, tanpa banyak syarat dan tuntutan dari sang pencipta, serta penuh makna.
    Saya jadi teringat pada teman yang lain. Dia pernah mengkritik doa yang, menurut dia banyak maunya. Minta ini dan itu kepada Allah, tanpa mau intropeksi diri dulu. Untuk kritik itu, saya tidak banyak berkomentar, menurut saya, urusan doa hampa kepada sang pencipta adalah urusan pribadi masing-masing. Sangat profesional.
    Namun, ketika menyimak sebuah doa yang sederhana itu, tak urung saya tersentuh. Saya pun berniat dalam hati untuk memanjatkan doa serupa. Saya memohon dengan sangat untuk selalu mendapatkan kasih sayang Allah SWT.Berada di tanah suci, saya merasakan diri sendiri tak berarti, saya hanyalah satu individual di antara lautan manusia yang terus-menerus berdatangan dan bertujuan sama, berhaji, maka, saya hanya bisa berharap sang khalik berkenan melimpahkan kami dengan kasih sayang-nya.
    Dan, di tanah suci pula, saya menyaksikan sendiri bentuk kasih sayang yang lain. Kasih sayang yang tak kalah mengharu biru dan menguatkan. Seperti, bentuk kasih sayang seorang suami kepada istri yang telah lumpuh separuh badan akibat stroke, bentuk cinta Subagyo yang berumur 60tahun pada sang istri, Eko Hartini 59 tahun.
    Ujian subagyo untuk beribadah haji telah dimulai sejak berada di tanah air. Sebelum berangkat menuju tanah suci. Hartini mengalami serangan stroke. Tak hanya lumpuh separuh badan, Hartini yang berangkat dari Embarkasi solo, jawa tengah, ini juga tidak bisa berbicara. Bahkan, sang istri juga sempat dirawat di rumah sakit dan harus pulang secara paksa karena keberangkatan ibadah haji mereka sudah dekat.
    Kondisi sang istri tak lantas membatalkan tekad Subagyo untuk berangkat ke tanah suci. Bagi dia, keadaan sang istri adalah ujian untuk-nya. “saya ingin istri dapat menunaikan ibadah haji apapun konsekuensi yang dialami, Ungkapnya.
    Begitu tiba di tanah suci, tanggung jawab mengurusi istri langsung dilakoni Subagyo. Setiap hari, dia bertugas memandikan, menyuapi, hingga membawa istrinya beribadah dengan menggunakan kursi roda. Bagi dia, usahanya mewujudkan mimpi sang istri. “saya rela mengurusi dia, apapun yang terjadi, “katanya.
    Subagyo sendiri yakin, ada kemudahan dibalik kesulitan. Apalagi, dia juga mendapatkan bantuan dari rekan-rekan sekamar sang istri, keempat rekan sekamar itulah yang selalu menghibur Eko. Maka, tak jarang wajah Eko pun terhias senyum tipis. “Saya ikut membawa menyuapi dan kadang-kadang membantu mengganti popoknya juga, “kata Ngatini, teman sekamar Eko.
    Rasa kasih dan sayang yang merekat di antara keduanya itulah yang menguatkan tekad Subagyo untuk terus membantu istrinya menunaikan ibadah haji dengan segala keterbatasanya. Subagyo yakin, bantuan selalu ada untuk dia dan sang istri. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan.
    Dan, saya menemukan kasih sayang yang indah pula di pelataran masjid nabawi. Ketika itu, saya hendah menunaikan shalat ashar di sana. Berbekal sapu tangan dan handuk seadanya yang difungsikan sebagai sajadah darurat, saya menanti adzan berkumandang, tak lama, seorang perempuan tua asal turki memberikan isyarat untuk berbagi dengannya. Saya menyambut uluran tangannya dengan tersenyum dan langsung berterima kasih padanya, dia pun langsung membentangkan sajadahnya yang lebar.
    Selesai shalat, saya menyalami dan mencium tangannya yang telah keriput dan sedikit gemetar. Dia tersenyum dan membalas dengan menepuk lembut kepala saya. Sentuhan yang membuat mata saya berkaca-kaca karena saya langsung teringat ibu di tanah air. Sentuhan penuh kasih yang saya terima di tengah kerinduan mendalam untuk keluarga nan jauh di sana. Seraya berusaha keras menahan air mata yang jatuh, hanya segelintir kata yang mampu saya ucapkan, “Syukron, Mother...”

Oleh-Natalie Endah Hapsai
[Read More...]


Jamaah Risty DIY 644 Orang



Jamaah Risty DIY 644 Orang
Jamaah risti akan dibantu tenaga haji yang usianya masih muda.
YOGYAKARTA- Sebanyak 3.078 calon jamaah haji asal Daerah Istimewa Yogyakarta bakal diberangkatkan ke Tanah Suci pada musim haji 2012 ini. Menurut Kepala Kantor Kementrian Agama DIY Maskul, calhaj dari DIY akan diberangkatkan dalam sembilan kloter dan 644 orang di antaranya atau 20% berusia di atas 61 tahun dan masuk jamaah risiko tinggi (risti). 
Calon jamaah haji yang paling tua, Sumirah, berusia 92 tahun lima bulan dan yang paling Muda Maya Amalia berusia 18 tahun empat bulan.  Maskul mengkui, jumlah jamaah haji dari DIY yang risti  dari tahun ke tahun semakin banyak. Setiap kloter akan didampingi enam sampai delapan petugas.  Para jamaah haji yang risti akan terus diawasi. Jangan sampai dalam perjalanan kesehatannya menurun. Cek terakhir kesehatan terakhir di Embarkasi Bandara Adisumarmo Solo, Jawa Tengah. Bila mereka belum bisa diberangkatkan karena masalah kesehatan maka akan diikutkan pada kloter berikutnya.
Ketua kafillah DIY Untung, Sukaryadi mengatakan, dengan banyaknya jamaah haji  yang berisiko tinggi yang dilakukan adalah memperkuat tim medisnya. Sementara itu, Gubernur DIY Sultan Hameng Kubowono X berpesan agar warga tidak menggunakan harta haram untuk membiayai naik haji. “Apabila mau menunaika haji jangan menggunakan harta haram. Kareba kalau beribadah haji menggunakan harta  haram tidak sah,” kata Sultan dalam sambutan pamitan calon jamaah haji DIY di Bangsal Kepatihan.
TERMUDA
    Dalam acara itu, Sultan menyalami satu persatu calhaj DIY. Salah satu diantaranya Maya Amalia yang tampak berseri-seri seusai bersalaman dengan Sultan. Maya merupakan salah satu calan jamaah haji dari DIY yang termuda.  Maya berniat untuk menunaikan ibadah haji sudah sejak lulus SMP. “Kebetulan ibu saya menawari dan akan membiayainya,” ungkap dia. Hal itu dibenarkan oleh Thoyyibah. Karena untuk menunaikan hajicmasih panjang antreannya maka dia mendaftrakan diri dan anaknya untuk bisa menunaikan ibadah haji sejak 2009. “Alhadulillah tahun 2012 dapat kursi untuk menunaikan haji dabn insya Allah tahun ini kami bisa berangkat berdua,” tutur ibu dari dua anak ini. Anak pertama juga sudah menunaikan ibadah haji dan sekarang menjadi dokter di RS Hidayatullah Yogyakarta. Maya mengaku,sejak didaftarkan oleh ibunya untuk beribadah haji, dia mulai mempersiapkan fisik dan mentalnya. “Saya bergharap setelah menunaikan ibadah haji bisa lebih baik dari hari ini dan sebelumnya serta Insya Allah menjadi haji mabrur,” tutur mahasiswa semester kedua STIKES Asiyah ini. Seperti harapan jamah haji lain, selama di Makkah Maya berkeinginan untuk bisa mencium hajar aswad  dan berdo’a di tempat-tempat yang mustajab.
Oleh: Neni Ridarineni
Sumber : Republika
[Read More...]


Jamaah Rawan tersesat Di Mina



Jamaah Rawan tersesat Di Mina

    MADINAH – Dalam pelaksanaan puncak ibadah haji usai wukuf di arafah yang akan digelar pekan depan, jamaah akan menginap di tenda-tenda yang di dirikan di mina untuk persiaoan jamarat. Karena lokasi dari tenda di Mina ke jemarat cukup jauh, jamaah rawan tersesat di kawasan Mina.
    “Ini karena jangkauan dari tenda ke jamarat yang cukup jauh sehingga jamaah sering berhenti di pos-pos yang ada di Mina, ujar kepala daerah kerja madinah Akhmad Jauhari.
    Kendati Begitu, jauhari memastikan petugas haji akan mengantarkan jamaah yang mengalami kesulitan untuk kembali ke tenda-tendanya. Seluruh armada kendaraan, seperti mobil dan sepeda motor, akan dikerahkan untuk mengantarkan jamaah yang tersesat atau kelelahan untuk kembali ke pemondokan.
    Wilayah Mina yang menjadi lokasi tugas para petugas Madinah memang cukup luas sehingga ada beberapa pos penjagaan yang disiapkan di sana, seperti pos muassim 1, 2, dan 3 serta pos jamarat 1, 2, dan 3. “Medan di wilayah Mina memang cukup berat, apalagi, seluruh jamaah berdatangan dalam waktu bersamaan. Semuanya berkumpul dalam tempat terbatas dengan jarak tenda dan jamarat yang cukup jauh, Lanjut Jauhari.
    Untuk itulah, daerah kerja madinah juga telah mempersiapkan tim-tim khusus untuk menyambut jamaah serta menempatkan petugas di sejumlah pos yang telah ditentukan, jamaah juga diimbau agar mewaspadai kemungkinan terjadinya kejahatan yang mungkin menimpa. Karena itu, jamaah sebaiknya bepergian secara berkelompok. Petugas akan diarahkan untuk mobilitas jamaah dari tenda ke jamarat serta menentukan rute agar jamaah tidak keluar jalur dan tersesat, “tambah jauhari.
    Kepala Satuan Operasi Arafah Muzdalifah Mina (Afmina) Abu Haris mengatakan, ada sekitar 70 makhtab di Mina yang disediakan untuk jamaah, Haris memastikan, petugas akan berkeliling untuk mengecek kedatangan jamaah di kawasan tersebut, selain itu, menjelang puncak haji mendatang, jamaah diminta mempersiapkan fisik dengan baik, misalnya, dengan beristirahat yang cukup, menjaga stamina, dan memastikan fisik dalam kondisi baik.

Oleh-Natalie Ebdah Hapsari
[Read More...]


Garuda Diminta Tingkatkan Ketepatan Penerbangan Haji



Garuda Diminta Tingkatkan Ketepatan Penerbangan Haji
    JEDDAH- Pemberangkatan calon jamah haji (cahaj) Indonesia pada musim haji tahun ini tergolong lancar walau ada keberangkatan jamaah yang sempat emngalami penundaan meskipun tak terlalu lama. Kementrian Agama mengingatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional yang mendapatkan terangkutan haji untuk meningkatkan ketepatan waktu keberangkatan jamaah haji ke tanah suci.
Ketepatan waktu keberangkatan jamaah menjadi salah satu indikator atau ukuran yang menentukan kinerja Kementrian Agama dalam melayani jamaah haji. Meskipun tingkat kepuasan jamaah haji melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sudah di atas standar atau memuaskan, tetapi Kementrian Agama menginginkan capaian yang lebih baik dari tahun lalu.
Bahrul Hayat menegaskan, ada dua sasaran yang menjadi target Kememtrian Agama dalam memberikan pelayanan kepada jamaah tahun ini, yakni meningkatkan kualitas berbagai aspek serta mempertahankan kualitas intersifikasi manajemen mutu. Misalnya, mulai tahun ini standarisasi katering akan lebih diperketat dari aspek bahan makanan, proses pembuatan, eralatan, dan kebersihan serta gizi makanan.
“Karena itu, kita menyewa chef yang memberikan tips kepada juru masak katering Saudi agar cita rasa makanan sesuai dengan slera Idonesia,” kata Bahrul. Dia juga mengingatkan kepada semua pengelola katering guna meningkatkan standar pelayanan makanan kepada jamaah.
Terkait pelayanan transportasi, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah melakukan koordinasi dengan muasasah (koordinator urusan haji dari Pemerintah Arab Saudi).
Oleh : Heri Ruslan dari Makkah
Sumber : Republika

[Read More...]


Embarkasi Jakarta Tambah Satu Kloter



Embarkasi Jakarta Tambah Satu Kloter

    Jakarta – Jumblah kelompok terbang (kloter) embarkasi jakarta untuk jamaah haji yang menggunakan pesawat garuda indonesia kemungkinan bertambah dari 49 menjadi 50 kloter. Kloter tambahan ini akan diberangkatkan pada 20 januari 2012 samaan dengan kloter 49.
    Embarkasi Jakarta terdiri atas dua penerbangan, Yaitu Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. Pesawat garuda khusus mengangkut jamaah haji asal jakarta, lampung, dan banten. Rombongan jamaah bertolak dari asrama haji pondok gede, jakarta. Adapun saudi airlines menerbangkan jamaah haji dari jawa barat yang berangkat dari sarama haji bekasi, jawa barat.
    Ketua I panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) embarkasi jakarta Iding Mujtahidin menyebutkan, kloter 50 akan terdiri atas 441 orang calon haji (calhaj). Kloter terakhir ini merupakan gabungan jamaah dari embarkasi jakarta dengan embarkasi lain. “ada yang dari jawa barat, banten, lampung dan petugas, “ Ungkapnya.
    Sebanyak 441 calhaj ini tercatat di awal sebanyak 607 jamaah tetapi, karena ada pemindahan beberapa jamaah ke kloter lain, jumlahnya menjadi 441 orang. Sebanyak 23 jamaah pindah ke kloter 39. Selanjutnya, 143 jamaah pindah ke dan terdaftar di kloter 49. Sehingga, jumlah jamaah di kloter 49 yang tadinya hanya berjumlah 307 menjadi 450 jamaah atau setara dengan jumlah penumpang pesawat dalam satu kloter.
    “Jadi, dari yang di awal sebanyak 607 orang itu berkurang menjadi 441. Total jamaah yang berangkat di kloter 50 berikut petugas, berjumlah 446 jamaah, “papar wakil ketua II PPIH Embarkasi Jakarta Dimyati RF.
    Kloter terakhir gabungan ini, Kata Dimyati, didominisikan jamaah asal jawa barat (jabar) yang masuk melalui asrama haji bekasi. Setidaknya sebanyak 478 jamaah asal jabar berganbung dalam dua kloter  terakhir berikutnya, sebanyak 54 jamaah dari banten, dua jamaah asal lampung, 20 orang dari embarkasi lain, ditambah 12 orang petugas jahi. “jadi pengabungan tidak hanya antarembarkasi. Tetapi juga jamaah satu embarkasi, Ucapnya.
    Kloter 49 embarkasi jakarta akan diterbangkan dari bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pukul 05.45 WIB, pada 20 oktober, dengan menggunakan pesawat Garuda. Kloter 50 diberangkatkan sekitar pukul 09.00 WIB pada hari yang sama.
    Iding menjelaskan, penggabungan calon haji kerap terjadi pada setiap pemberangkatan jamaah kloter terakhir di setiap embarkasi. Tujuan untuk menggenapkan jumlah jamaah sehingga sesuai dengan standar dalam satu kloter, yaitu sekitar 455 orang. Tahun lalu jamaah  terakhir embarkasi jakarta digabung dengan embarkasi solo dan medan

Sumber – Heri Ruslan Dan Agus Raharjo
[Read More...]


Embarkasi Jakarta Tambah Satu Kloter



Embarkasi Jakarta Tambah Satu Kloter

    Jakarta – Jumblah kelompok terbang (kloter) embarkasi jakarta untuk jamaah haji yang menggunakan pesawat garuda indonesia kemungkinan bertambah dari 49 menjadi 50 kloter. Kloter tambahan ini akan diberangkatkan pada 20 januari 2012 samaan dengan kloter 49.
    Embarkasi Jakarta terdiri atas dua penerbangan, Yaitu Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. Pesawat garuda khusus mengangkut jamaah haji asal jakarta, lampung, dan banten. Rombongan jamaah bertolak dari asrama haji pondok gede, jakarta. Adapun saudi airlines menerbangkan jamaah haji dari jawa barat yang berangkat dari sarama haji bekasi, jawa barat.
    Ketua I panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) embarkasi jakarta Iding Mujtahidin menyebutkan, kloter 50 akan terdiri atas 441 orang calon haji (calhaj). Kloter terakhir ini merupakan gabungan jamaah dari embarkasi jakarta dengan embarkasi lain. “ada yang dari jawa barat, banten, lampung dan petugas, “ Ungkapnya.
    Sebanyak 441 calhaj ini tercatat di awal sebanyak 607 jamaah tetapi, karena ada pemindahan beberapa jamaah ke kloter lain, jumlahnya menjadi 441 orang. Sebanyak 23 jamaah pindah ke kloter 39. Selanjutnya, 143 jamaah pindah ke dan terdaftar di kloter 49. Sehingga, jumlah jamaah di kloter 49 yang tadinya hanya berjumlah 307 menjadi 450 jamaah atau setara dengan jumlah penumpang pesawat dalam satu kloter.
    “Jadi, dari yang di awal sebanyak 607 orang itu berkurang menjadi 441. Total jamaah yang berangkat di kloter 50 berikut petugas, berjumlah 446 jamaah, “papar wakil ketua II PPIH Embarkasi Jakarta Dimyati RF.
    Kloter terakhir gabungan ini, Kata Dimyati, didominisikan jamaah asal jawa barat (jabar) yang masuk melalui asrama haji bekasi. Setidaknya sebanyak 478 jamaah asal jabar berganbung dalam dua kloter  terakhir berikutnya, sebanyak 54 jamaah dari banten, dua jamaah asal lampung, 20 orang dari embarkasi lain, ditambah 12 orang petugas jahi. “jadi pengabungan tidak hanya antarembarkasi. Tetapi juga jamaah satu embarkasi, Ucapnya.
    Kloter 49 embarkasi jakarta akan diterbangkan dari bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pukul 05.45 WIB, pada 20 oktober, dengan menggunakan pesawat Garuda. Kloter 50 diberangkatkan sekitar pukul 09.00 WIB pada hari yang sama.
    Iding menjelaskan, penggabungan calon haji kerap terjadi pada setiap pemberangkatan jamaah kloter terakhir di setiap embarkasi. Tujuan untuk menggenapkan jumlah jamaah sehingga sesuai dengan standar dalam satu kloter, yaitu sekitar 455 orang. Tahun lalu jamaah  terakhir embarkasi jakarta digabung dengan embarkasi solo dan medan

Sumber – Heri Ruslan Dan Agus Raharjo
[Read More...]


Emak dan Hajar Aswad



Emak dan Hajar Aswad
    “Titip sandal, ya..... Emak mau mencium Hajar Aswad dulu.” Ujar Siti Nawang Tjintana sambil menyerahkan kantong berisi sandal.
    “Emak pasti bisa, bismillah saja,” kata saya.
    Ibu lima anak itu kemudian menerobos kerumunan ratusan jamaah haji yang berlomba-lomba ingin mencium dan menyentuh sudut Ka’bah sebelah timur itu. Keinginannya untuk Mencium Hajar Aswad begitu kuat. Meski tubuhnya mungil, atas izin Allah, Siti Nawang Tjintana yang biasa kami panggil Emak mampu menerobos ratusan jamaah yang berebut mencium batu yang mulia itu.
    Menurut Atiq bin Ghaits al-Biladi dalam Fadha’il  Makkah wa Hurmat al-Bayt al-Haram, selain batu yang terdapat pada Ka’bah al-Musyarafah, tak ada batu lain lagi di bumi ini yang boleh dicium dan di bacakan takbir atasnya oleh manusia.” Alhamdulillah, Emak akhirnya bisa mencium Hajar Aswad,” tuttur nenek enam cucu itu dengan mata berkaca-kaca.
    Malam itu , saya belum berhasil mendekat, apalagi menyentuh dan mencium Hajar Aswad. Gelombang jamaah yang ingin mencium dan memegang hajar Aswad begitu banyak. Jamaah berebutan dan berdesak-desakan. Hidung saya malah terkena sikut jamaah haji berbadan besar asal India saat berlomba mendekati Hajar Aswad. Saya pun memilih untuk mundur dari kerumunan jamaah yang berebut mencium batu suci tersebut pada malam itu.
    Mimpi saya untuk menyentuh Hajar Aswad baru tercapai seusai menunaikan tawaf sunah pada malam ketiga.”Alhamdulillah, semoga bisa menciumnya nanti.” Gumam saya dalam hati ketika memulai misi untuk mencium Hajar Aswad.
    Setiap Muslim yang berkunjung ke Baitullah pastilah ingin mencium Hajar Aswad. Namun tak mudah menciumnya dan menyentuhnya saat Ka’bah dipenuhi lautan umat Islam yang bertawaf.
    Ibnu Umar mengungkapkan, Rasulullah selalu menyentuh dua sudut Ka’bah, yakni rukun Yamani dan Hajar Aswad. Para ulama menyebut batu itu sebagai tanda-tanda kebesaran Allah dimuka bumi ini.
    Ibnu Abbas pernah berkata ,”Dibumi ini tak ada sesuatupun yang berasal dari surga selain Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim.” Sesungguhnya, kata dia keduanya adalah permata yang berasal dari surga.” Seandainya keduanya tak tersentuh kaum Musyrik, niscaya setiap orang sakit yang menyentuhnya akan disembuhkan oleh Allah.” (Al-Azraqy:II/29)
    Jamaah haji dari berbagai negara berlomba-lomba mencium dan menyentuh Hajar Aswad karena keutamaanya. Diceritakan dari Atha’bin Sayib , Ubaid bin Umair berkata kepada Ibnu Umar,”Aku melihat engkau berdesak-desakan demi menyentuh dua rukun ini (Rukun Yamani dan Hajar Aswad).”
    Ibnu Umar menjawab,” Sesungguhnya, aku pernah mendengar Rasulullah SAW bahwa menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad bisa menghapuskan kesalahan-kesalahan.”
    Bahkan Ibnu Abbas pernah mengatakan sudut hitam atau Hajar Aswad merupakan yamin Allah di Bumi. “ Dengannya dia menyalami hamba-Nya sebagaimana seseoarang bersalaman dengan saudaranya.” Ujar Ibnu Abbas.
    Subhanallah, tak heran jika umat Islam berjuang sekuat tenaga untuk menyentuh dan menciumnya. Bahkan Ibnu Umar hidungnya sempat berdarah-darah beberapa kali demi mencium dan menyentuh batu yang sangat suci itu.
    Bahkan pada hari kiamat kelak, menurut Ibnu Abbas, Allah Azza wa Jalla akan mengutus Hajar Aswad dengan sepasang mata yang akan melihat dan sebuah mulut yang dapat berbicara untuk memberikan kesaksian bagi orang-orang yang menyentuhnya secara hak(benar).(Al-Azraqy:I/324)
    Hajar Aswad tidak pernah sepi dari orang-orang yang ingin menyentuh dan menciumnya. Barang kali, batu itu tak disentuh dan dicium pada saat shalat lima waktu saja. Sungguh sangat beruntung mereka yang bisa mencium dan menyentuhnya dengan benar. ■  

   
[Read More...]


Dulu TKW, Kini Jutawan Bakso



Dulu TKW, Kini Jutawan Bakso
■ Oleh Natalia Endah Hapsari  dari Madinah
Letak restoran itu sangat strategis, dilantai dua hotel rawdah suites yang persis ada didepan masjid Nabawi, Madinah. Bagi jamaah haji yang kangen dengan kuliner negeri sendiri, inilah surga itu. Resto ini menyediakan aneka masakan Indonesia. Ada oseng cumi, lumpia, bakwan, rendang, dan menjadi andalah bakso solo.
Harganyapun cukup bersahabat. Sepiring rendang dipatok 13 riyal atau setara Rp.34 ribu. Bakwan bisa disantap dengan harga 3 riyal atau Rp. 7.500. Dengan harga 10 riyal atau setara dengan Rp.25 ribu untuk seporsi berisi lima bakso dan  mi kuning, pengunjung terus ramai. Tak jarang antrean mengular sampai 20 meter. Siapakah pemiliknya? Kalau anda menebak pemiliknya Orang Indonesia, tebakan anda tidak meleset.  Namanya, Fenny Sumayah Hamim Saleh.
Jangan mengira semuanya bisa diperoleh semudah membalikan kedua telapak tangan. “ Saya merintisnya dari nol. Betul-betuk dari bawah.” Kata perempuan berusia 45 tahun itu. Dia memulainya ketika menjadi tenaga Kerja Wanita ( TKW) di Arab Saudi.
Sekitar 25 tahun lalu, Fenny memutuskan mengadu nasib di negeri orang yaitu Arab Saudi. Seperti kebanyakan TKW lain , Fenny bekerja menjadi asisten rumah tangga. Bedanya, dia berpikir untuk membuka bisnis sendiri. Disela-sela waktu senggang, dia berjualan aneka masakan Indonesia seperti nasi bungkus plus lauk-pauk.
Untuk besar, bahkan melebihi gajinya, membuat dia berpikir keras mencari peluang baru. Dia lantas berjualan di sekitar Masjid Nabawi. Namun saat itulah Fenny justru mendapatkan pengalaman berharga, Fenny pasrah ketika dagangannya digusur. Dikawasan itu memang pedagang asongan harus kucing-kucingan dengan polisi.
Kendati begitu dia tak surut berjualan disekitar Masjid Nabawi, inilah saat pintu rezekinya terbuka. Setiap kali erjualan, Fenny bersua jamaah haji asal Indonesia. Makin hari, jumlah jamaah kian bertambah banyak. Diluar musim haji, jumlah jamaah umrah juga melimpah.
Dia pun mulai meningkatkan usaha . Fenny tak hanya membuka lapak kecil di jalanan. Dia mulai masuk hotel, menawarkan katering kepada para jamaah itu secara langsung. Diapun meninggalkan pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga.
Perlahan namun pasti, usahanya terus tumbuh. Dari hanya sebuah usaha jalanan, bisnis Fenny kini telah menjadi raksasa. Dia menjadi pengusaha katering terkemuka di Madinah. Fenny kini telah memilki dapur modern dengan kapasitas ribuan porsi per hari didekat bandara Pangeran Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah.
Dengan dapur modern itu, Fenny sanggup melayani katering untuk ribuan jamaah.” Dapur milik saya termasuk yang Modern di Madinah,” ujar Fenny. ■ed: budi raharjo

[Read More...]


Dana Talangan Haji



Dana Talangan Haji
Assalamu’alaikum wr wb
Sekarang ini, banyak bank syariah menawarkan konsep dana talangan haji kepada nasabahnya yang ingin cepat mendapatkan porsi haji. Bolehkah kami berhaji dengan alasan untuk mempercepat dana kuota, sementara dana kami belum mencukupi untuk berangkat haji?
Rasima Hadra-Bayuwangi
Wa’alaikumsalam wr wb
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah... (QS: Ali Imran [3]:97). Dalam ayat tersebut di atas, Allah SWT menegaskan bahwa kewajiban haji hanya bagi mereka yang mapu dan sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Maksud dari kata “istitha’ah’ dalam pelaksanaan ibadah haji adalah kemampuan memenuhi biaya perjalanan ibadah haji ke Baitullah, biaya selama perjalanan, biaya nafkah keluarga yang ditinggalkan, mampu secara fisik, keamanan dalam perjalanan, dan bagi wanita adanya suami atau mahram yang menemaninya dalam perjalanan.
Berdasarkan hal di atas, maka bagi umat Islam yang tidak termasuk memiliki kemampuan (istitha’ah) tidak diwajibkan menunaikan ibadah haji. Bagi mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap atau tipe orang tidak memiliki disiplin kuat untuk membayar utang dengan tapat waktu, dianjurkan tidak berutang karena dengan itu ia telah membebani dirinya dengan utang itu untuk sesuatu yang tidak diwajibkan kepadanya. Tetapi, jika dia berutang kemudian melaksanakan haji, hajinya sah karena istitha’ah adalah syarat wajib haji bukan syarat sah haji.
Dana talangan haji adalah pinjaman (al-qardh) yang diberikan oleh Lembaga Keungangan Syariah kepada nasabah untuk menutupi kekurangan setoran haji agar dapat memproleh kursi haji pada saat pelunasan Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH). Nasabah hanya diwajibkan mengembalikan sejumlah uang yang dipinjam itu dalam jangka waktu tertentu. Lalu, Lembaga Keuangan Syariah tersebut menguruskan pembiayaan BPIH berikut berkas-berkas sampai nasabah tersebut mendapatkan kursi haji. Atas jasa pengurusan tersebut, Lembaga Keuangan Syariah memperoleh fee berdasarkan akad ijarah (sewa) yang besarnya tak didasarkan pada jumlah dana yang dipinjamkan.
Meskipun Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI membolehkan praktik dana talangan haji ini dalam fatwanya, ada beberapa syarat dan ketentuan dalam fatwa tersebiut yang harus diperhatikan agar jangan sampai dana talangan haji itu menjadi riba yang diharamkan oleh Allah SWT. Di antara syarat dan ketentuan  itu adalah :
- Jasa pengurusan haji yang dilakukan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji.
- Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.
Dalam praktiknya, apakah LKS mau meminjamkan uang kepada nasabah untuk menutupi kekurangan setoran ongkos haji nasabah, sedangkan nasabah itu tidak menguruskan hajinya di LKS tersebut? Maukah LKS atau bank hanya meminjamkan uang dan hanya menerima sejumlah uang yang dipinjam nasabah tanpa ada keuntungan?
Jika pihak bank yang memberikan dana talangan haji mensyaratkan kepada nasabah untuk menguruskan berkas-berkas hajinya pada LKS tersebut sampai ia mendapatkan jatah kursi haji dan ada sejumlah keuntungan yang mengikutinya, hal itu pada hakikatnya adalah riba yang diharamkan oleh Allah SWT.
Sesuai dengan kaidah yang disepakati berdasarkan hadits Nabi SAW. Setiap pinjaman yang membawa manfaat (bagi pemberi pinjaman) adalah riba. Praktik ini juga bertentangan dengan hadits Nabi SAW. Dari Abdullah bin ‘Amru, ia berkata “Rosulullah SAW bersabda, ‘Tidak halal menggabungkan antara piutang dan akad jual-beli, dua syarat dalam satu transaksi, keuntungan menjual sesuatu yang belum engkau jamin, serta menjual sesuatu yang bukan milikmu.’ ” {HR Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad}.
Ibnu Taimiyah menjelaskan dalam kitab Majmu’ Fatawa, “Dalam hadits ini Nabi SAW melarang penggabungan antara piutang dan jual-beli atau akad sewa menyewa, berarti Abda telah menggabungkan antara akad piutang dan akad jual beli atau akad yang serupa dengannya. Dan, hal itu terdapat pada dana talangan haji di mana pemberian pinjaman di isyaratkan dan digabungkan dengan pengurusan berkas haji dengan konsep ijarah.
Islam adalah agama yang mudah dan memberikan kemudahan serta tidak memaksakan kepada umatnya untuk melakukan apa yang mereka tidak mampu. Karena itulah, haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu dan hanya diwajibkan sekali dalam seumur hidup.
Wallahu a’lam bis shawab
Oleh : Ustaz Bachtiar Nasir
Sumber : Republika
[Read More...]


Carilah Bekal Riyal di Tanah Air



Carilah Bekal Riyal di Tanah Air
Para calon jamaah haji (calhaj) dsarankan agar menukarkan uang saku ke dalam mata uang riyal selagi di Tanah Air. Sebab, untuk mendapatkan  uang pecahan nominal kecil di Tanah Suci, cenderung sulit. Pegawaipenukaran mata uang yang tergabung dalam Koperasi Karyawan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Fikri Hidayat mengatakan, bila sanya money changer atau tempat penukaran uang di Arab Saudi, terlebih saat musim haji, selalu ramai. “Sehingga lebih baik menyiapkan pecahan riyal dari sini” tuturnya kepada republika di depan gedung D4 Asrama Haji, tempat calhaj menginap.
Tarif penukaran mata uang riyal yang berlaku di semua tempat penukaran riyal di Asrama Haji Jakarta ialah sama, yaitu Rp. 3.050 per satu riyal. Fikri mengakui, bahwa nilai tukar riyal yang berlaku saat ini berada di angka Rp. 2.600-an per satu riyal. Calhaj memang bisa menukarkan uang money changer di luar asrama haji dengan kurs atau harga riyal terhadap rupiah yang lebih rendah. Namun, Fikri mengingatkan bahwa saat puncak haji semakin dekat, nilai tukar riyal di luar semakin tinggi.
Umumnya, kata Fikri, calhaj menukarkan riyal sekitar Rp. 100 ribu hingga Rp. 300 ribu per orang. Untuk mendapatkan banyaknya stok uang riyal yang diperlukan tersebut, money changer di Jakarta membelinya dari bank dan ada juga yang menitip lewat pramugari yang menjalani rute Indonesia-Arab Saudi.
Namun, beberapa calhaj ada juga yang menyatakan keengganannya menukarkan riyal di lingkungan asrama. “Terlalu mahal. Tapi kan saya tetap butuh uang receh untuk di tanah suci nanti.” Tutur seorang calhaj asal DKI Jakarta. Sementara itu, beberapa calhaj lainnya mengatakan, bila menukar riyal di luar Asrama Haji Pondok Gede, bisa mendapatkan kurs yang lebih murah. , sekitar 2.700m per satu riyal. Ada pula calhaj lain Harno yang menyatakan komentar lainnya. Menurutnya, tidak perlu pula calhaj menukarkan riyal di Tanah Air. “Bila kita berbelanja di sana, kan ada kembaliannya,” ujar calhaj asal kebayoran Jaksel.
Sementara itu, pegawai penukaran uang lainnya yang bertugas di lingkungan asrama haji, Erik, menutarakan pendapatnya mengenai tarif penukaran riyal yang sedikit lebih mahal di banding di luar ini.
Terlebih banyak pula calhaj yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji sehingga keberadaan penukaran riyal di lingkungan asrama haji akan lebih memudahkan jamaah.
Oleh : Rahmad Budi Harto
Sumber : Republika
[Read More...]


Calhaj Asal Makassar Wafat di Madinah



Calhaj Asal Makassar Wafat di Madinah
MADINAH – Seorang calon haji indonesia asal Sulawesi Selatan meninggal dunia di RS King Fahd, Madinah. Kepala SeksiKesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah TJEPTJEP Ali Akbar mengatakan, jamaah yang meninggal bersama Siti Rahmatiya Yasin Ridwan berusia 67 tahun berasal dari kloter Ujung Pandang II. Tjeptjep mengungkapkan, almarhumah sebelumnya menjalani perawatan intensif di UGD kantor Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). Almarhumah kemudian dirujuk ke RS King Fah. “Karena kondisinya terus memburuk,” ujar Tjeptjep.
Saat ini, tim BPHI dikirim untuk menyelesaikan proses administrasi pengambilan jenazah selanjutnya akan segera dimakamkan. Pihak keluargapun sudah dihubungi untuk berita kematian ini.
Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari membenarkan adanya kematian seorang calon haji. Menurut Jauhari, izin pemakaman akan segera keluar ketika surat keteranga meninggal atau COD keluar. “Biasanya, COD yang dibuat oleh dokter kloter dilakukan untuk proses asuransi,” ujarnya
Selain itu, Tjeptjep menambahkan, saat ini jamaah haji yang dirawat di BPHI Madinah mencapai 16 orang. “Selanjutnya, ada pasien datang sekitar 29 orang, delapan di antaranya sudah kembali ke kloter, lima dirujuk ke rumah sakit Arab Saud, serta satu orang meninggal dunia,” paparnya.
Oleh : Endah Hapsari
Sumber : Republika
[Read More...]


 

Recent Comments

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Biro Umroh Dan Haji Converted into Blogger Template by HackTutors