‘Saya Ingin Tetap Naik Haji’



‘Saya Ingin Tetap Naik Haji’
    Oleh Natalia Endah Hapsari
Ruang perawatan khusus  perempuan itu tampak lengang. Hanya ada beberapa pasien, sejumlah perawat, dan petugas layanan ibadah yang terlihat. Tak ada kesibukan berarti diruangan yang terletak dilantai M gedung Balai Pengobatan Haji Indonesia Madinah itu. Beberapa petugas membantu pasien yang kesulitan untuk menyantap makanan, membenahi pakaian yang tersingkap, hingga meminumkan air putih.
Namun, cobalah perhatikan satu persatu wajah pasien itu. Ada ketidak berdayaan disana. Seperti kegelisahan yang tersirat dari wajah Siti Robingah (63 tahun). Perempuan yang merupakan jamaah calon haji asal Embarkasi Surabaya itu sesekali terlihat meringis menahan sakit. Dari kepalanya yang hanya menyisakan separuh rambut, terlihat goresan memanjang hingga keatas pelipis sebelah kiri.
Dibagian kaki, tampak balutan perban tebal membebat. Kata seorang perawat, Rohingah harus mengorbankan jari kelingking kakinya. Dia korbankan kejahutan granit. Dia terkena granit yang jatuh dari lantai delapan sebuah gedung ketika sedang melintas. Saat itu Robingah sedang berjalanusai shalat subuh di Masjid Nabawi. Dia sempat koma.
Saat itu, menurut perawat, kondisinya sudah lebih stabil. Namun, dia masih kesulitan berbicara. Sesekali dia berceloteh.”Mumet (pusing), mumet.” Katanya dengan suara yang lirih dan logat Jawa yang kental. Seraya berbisik, dia mengatakan tidak bisa tidur berhari-hari karena sakit kepala.
Di ranjang rawat yang lain, kami bertemu dengan Juwairah (60). Kondisinya jauh lebih baik ketimbang Robingah. Dia lebih lancar dan menjawab pertanyaan. Namun penyakitnya tidak lebih ringan dari Robingah. Perawatnya bertutur, Juwariyah hanya sempat menginjakkan kaki sejenak dipemondokan. Setelah itu di langsung dibawa ke RS King Fahd untuk dirawat dan berlanjut dengan perawatan di BPHI. Hingga menjelang evakuasi ke Makkah, dia belum pernah melihat Masjid Nabawi. Namun keinginan dia sudah bulat.” Saya ingin tetap naik Haji,” kata dia lirih dengan wajah meredup.
Semangat yang lebih kuat justru tampak dari Hasnah (62 tahun).Jamaah perempuan dari Embarkasi Makassar ini mengalami lemas begitu tiba di Madinah. Dengan aksen Maluku, Hasnah menuturkan merasa lemas begitu turun dari bus. Hasnah beruntung sang Suami ikut membantu kesembuhannya. Bahkan, suaminya rajin memerikan kurma dan membawakan air zamzam. Bahkan dia,juga membelikan sebuah kursi Roda untuk memudahkan ibadanya. Kursi roda itupula yang membawa Hasnah melihat-lihat Masjid Nabawi, yang belum pernah dilihatnya sejak tiba di Madinah.
Disanalah dia memuaskan kerinduan menyaksikan masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW. Air mata Hasanah pun tak terbendung lagi. Dia rela hanya sejenak menyaksikan kemegahan Nabawi sebelum akhirnya ambulans membawanya pergi menuju Makkah.




Responses

0 Respones to " ‘Saya Ingin Tetap Naik Haji’"

Posting Komentar

 

Recent Comments

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Biro Umroh Dan Haji Converted into Blogger Template by HackTutors