Kasih Sayang Yang Menguatkan



Kasih Sayang Yang Menguatkan

    Seorang teman menitipkan doa, “doakan ya supaya saya diberi kemudahan untuk selalu mendapatkan hidup yang berkah dan mendapatkan jalan juga untuk selalu memperoleh rahmat dan rahim Allah. “membaca pesan singkat yang dikirim ke ponsel, saya langsung terharu. Bagi saya, deretan doa itu sungguh indah. Doa yang sederhana, tanpa banyak syarat dan tuntutan dari sang pencipta, serta penuh makna.
    Saya jadi teringat pada teman yang lain. Dia pernah mengkritik doa yang, menurut dia banyak maunya. Minta ini dan itu kepada Allah, tanpa mau intropeksi diri dulu. Untuk kritik itu, saya tidak banyak berkomentar, menurut saya, urusan doa hampa kepada sang pencipta adalah urusan pribadi masing-masing. Sangat profesional.
    Namun, ketika menyimak sebuah doa yang sederhana itu, tak urung saya tersentuh. Saya pun berniat dalam hati untuk memanjatkan doa serupa. Saya memohon dengan sangat untuk selalu mendapatkan kasih sayang Allah SWT.Berada di tanah suci, saya merasakan diri sendiri tak berarti, saya hanyalah satu individual di antara lautan manusia yang terus-menerus berdatangan dan bertujuan sama, berhaji, maka, saya hanya bisa berharap sang khalik berkenan melimpahkan kami dengan kasih sayang-nya.
    Dan, di tanah suci pula, saya menyaksikan sendiri bentuk kasih sayang yang lain. Kasih sayang yang tak kalah mengharu biru dan menguatkan. Seperti, bentuk kasih sayang seorang suami kepada istri yang telah lumpuh separuh badan akibat stroke, bentuk cinta Subagyo yang berumur 60tahun pada sang istri, Eko Hartini 59 tahun.
    Ujian subagyo untuk beribadah haji telah dimulai sejak berada di tanah air. Sebelum berangkat menuju tanah suci. Hartini mengalami serangan stroke. Tak hanya lumpuh separuh badan, Hartini yang berangkat dari Embarkasi solo, jawa tengah, ini juga tidak bisa berbicara. Bahkan, sang istri juga sempat dirawat di rumah sakit dan harus pulang secara paksa karena keberangkatan ibadah haji mereka sudah dekat.
    Kondisi sang istri tak lantas membatalkan tekad Subagyo untuk berangkat ke tanah suci. Bagi dia, keadaan sang istri adalah ujian untuk-nya. “saya ingin istri dapat menunaikan ibadah haji apapun konsekuensi yang dialami, Ungkapnya.
    Begitu tiba di tanah suci, tanggung jawab mengurusi istri langsung dilakoni Subagyo. Setiap hari, dia bertugas memandikan, menyuapi, hingga membawa istrinya beribadah dengan menggunakan kursi roda. Bagi dia, usahanya mewujudkan mimpi sang istri. “saya rela mengurusi dia, apapun yang terjadi, “katanya.
    Subagyo sendiri yakin, ada kemudahan dibalik kesulitan. Apalagi, dia juga mendapatkan bantuan dari rekan-rekan sekamar sang istri, keempat rekan sekamar itulah yang selalu menghibur Eko. Maka, tak jarang wajah Eko pun terhias senyum tipis. “Saya ikut membawa menyuapi dan kadang-kadang membantu mengganti popoknya juga, “kata Ngatini, teman sekamar Eko.
    Rasa kasih dan sayang yang merekat di antara keduanya itulah yang menguatkan tekad Subagyo untuk terus membantu istrinya menunaikan ibadah haji dengan segala keterbatasanya. Subagyo yakin, bantuan selalu ada untuk dia dan sang istri. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan.
    Dan, saya menemukan kasih sayang yang indah pula di pelataran masjid nabawi. Ketika itu, saya hendah menunaikan shalat ashar di sana. Berbekal sapu tangan dan handuk seadanya yang difungsikan sebagai sajadah darurat, saya menanti adzan berkumandang, tak lama, seorang perempuan tua asal turki memberikan isyarat untuk berbagi dengannya. Saya menyambut uluran tangannya dengan tersenyum dan langsung berterima kasih padanya, dia pun langsung membentangkan sajadahnya yang lebar.
    Selesai shalat, saya menyalami dan mencium tangannya yang telah keriput dan sedikit gemetar. Dia tersenyum dan membalas dengan menepuk lembut kepala saya. Sentuhan yang membuat mata saya berkaca-kaca karena saya langsung teringat ibu di tanah air. Sentuhan penuh kasih yang saya terima di tengah kerinduan mendalam untuk keluarga nan jauh di sana. Seraya berusaha keras menahan air mata yang jatuh, hanya segelintir kata yang mampu saya ucapkan, “Syukron, Mother...”

Oleh-Natalie Endah Hapsai


Responses

0 Respones to "Kasih Sayang Yang Menguatkan"

Posting Komentar

 

Recent Comments

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Biro Umroh Dan Haji Converted into Blogger Template by HackTutors